Suasana itu tiba-tiba pecah ketika salah satu temannya memanggil dari atas. Ia dimintai tolong untuk mengangkat jemuran.
Ketika sudah berada di atas, Kukuh terheran-heran dengan kondisi langit yang tidak kunjung hujan. Seketika, ia mendapatkan ilham.
Dirinya berakhir “menemukan” potongan lirik reff dari lagu “Mendung Tanpo Udan”.
“Mendung tanpo udan ini apa, ya? Harapan ternyata,” ungkap Kukuh.
“Kan orang kalau liat awan gelap pasti akan khawatir, situasinya jadi terburu-buru, dan lain sebagainya. Namun, (ternyata) apa yang dikhawatirkan tidak terjadi,” tambahnya.
Ia lalu mengaitkan situasi ini dengan makna lagu “Mendung Tanpo Udan”. Sama halnya mendung yang tak kunjung hujan, lagunya ini menggambarkan harapan yang tak kunjung terpenuhi karena diharuskan berpisah.
Masih banyak lagi makna dari lagu “Mendung Tanpo Udan” ciptaan Kukuh Kudamai ini. Selengkapnya bisa kamu dengarkan dalam episode siniar (podcast) Beginu bertajuk “Sedia Payung untuk Mendung Tanpo Udan” di Spotify.
Beginu merupakan siniar yang dipandu oleh Wisnu Nugroho, seorang jurnalis, penulis, sekaligus Pemimpin Redaksi Kompas.com. Di sana, ia membahas pergumulan, paradoks, pengalaman berkesadaran dalam hidup bersosok manusia.
Dengarkan Beginu di Spotify atau akses melalui tautan berikut dik.si/beginu_kukuh1.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.