Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Hendra Dikatakan Lebih Mematikan dari Covid-19, Sudahkah Masuk ke Indonesia?

Kompas.com - 02/06/2022, 17:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah kasus Covid-19 mereda, kemunculan kembali virus Hendra di dataran Australia menjadi ancaman baru bagi manusia.

Penyakit yang disebabkan oleh virus Hendra atau HeV ini termasuk zoonosis atau dapat menular dari hewan ke manusia.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus Hendra pertama kali teridentifikasi sebagai wabah adalah di pinggiran Kota Brisbane, Hendra, Australia, pada 1994.

Wabah ini menyerang 21 kuda dan dua kasus pada manusia. Pada Juli 2016, tercatat 70 kuda dan 7 manusia terpapar virus Hendra.

Meski tergolong jarang, virus Hendra sering kali menyebabkan penyakit parah dan fatal bagi kuda dan manusia yang terinfeksi.

Bahkan, epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani mengatakan, angka kematian atau case fatality rate (CFR) penyakit ini berada di kisaran 50 persen.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding kematian akibat Covid-19, pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini.

"Fatality rate atau tingkat kematiannya lebih tinggi. Jika Covid-19 pada tingkat 3-4 persen, virus Hendra berada pada tingkat 50 persen kematian," ungkap dia, dikutip dari laman Unair (31/5/2022).

Lantas, sudahkah virus ini masuk ke Indonesia?

Baca juga: Epidemiolog soal Virus Hendra: Lebih Mematikan dari Covid-19

Masyarakat harus waspada

Laura mengungkapkan, infeksi virus Hendra merupakan penyakit endemi di Australia. Artinya, virus ini akan selalu ada di Australia dan hidup berdampingan bersama masyarakat yang ada di sana.

Virus Hendra, dikatakan Laura, belum ditemukan di Indonesia. Namun demikian Laura meminta Indonesia untuk selalu waspada lantaran masyarakat Indonesia memiliki banyak sekali hewan ternak.

"Mengingat Indonesia juga memiliki hewan ternak yang tidak sedikit, pemerintah juga harus menyadari dan mengawasi bagaimana surveillance-nya, bagaimana cara agar hewan termasuk kuda tidak terjangkit virus Hendra," imbau Laura.

Meski kasus virus Hendra belum teridentifikasi pada manusia maupun hewan ternak di Indonesia, namun studi serologi pada 2013 menunjukkan sebaliknya.

Tercatat bahwa sebanyak 22,6 persen kalong spesies Pteropus vampyrus di Kalimantan Barat dan 25 persen Pteropus alecto di Sulawesi Utara mengadung antibodi terhadap virus Hendra.

Lalu, bagaimana cara penularan dan pencegahan virus Hendra?

Baca juga: Mengenal Virus Hendra, Disebut Dapat Menular dari Kuda ke Manusia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com