Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Terjadi di Dalam Otak Saat Kita Merasa Kesepian

Kompas.com - 22/05/2022, 15:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Kesepian adalah bentuk emosi yang susah didefinisikan, bahkan oleh para ahli sekalipun.

Terutama, mengenai penyebab dan kapan waktu terjadinya.

Karena dilansir dari Stylist, kesepian bisa sembuh begitu saja dan datang kapan saja tanpa seseorang tahu mengapa.

Kesepian juga bisa menghampiri kita meski sebenarnya kita tengah berada di tengah-tengah kerumunan banyak orang, baik di lingkungan kerja atau di acara keluarga yang sebenarnya berjalan hangat.

Adenekan Oyefeso, psikolog dari aplikasi terapi online Livi mengatakan, meski susah dicari tahu definisinya, namun para ahli yang meneliti bentuk emosi ini sudah menemukan satu gambaran besar mengenai apa yang sebenarnya tengah terjadi di dalam otak ketika seseorang merasa kesepian.

Oyefeso mengatakan, "Ada perbedaan besar antara kesepian dan isolasi sosial. Kesepian adalah emosi yang bisa dirasakan meski kita tengah berada di antara banyak orang. Sedangkan isolasi sosial adalah sepi yang terjadi karena tak adanya kontak sosial atau minim kontak sosial."

Baca juga: Kesepian Bisa Membunuhmu

Kondisi otak ketika kita kesepian

Masih dari sumber yang sama, Oyefeso mengatakan bahwa ketika emosi kesepian datang, ada tiga area di dalam otak yang terpengaruh. Yaitu hippocampus, amygdala, dan prefrontal cortex.

Hippocampus adalah area yang mengatur respons terhadap stres. Dalam penelitian diketahui, orang dengan lingkaran sosial kecil memiliki level hormon stres, kortisol, cukup tinggi.

Sedangkan amygdala, adalah area otak yang bekerja memproses dan membentuk ingatan. Dan dalam penelitian, orang dengan lingkaran sosial besar dan sibuk, memiliki area amygdala yang jauh lebih luas.

Kemudian prefrontal cortex, adalah area otak yang mengontrol perilaku bersosial, kemampuan memutuskan sesuatu, dan kemampuan menyimpan kenangan.

Dan penelitian menunjukkan, area dan kemampuan ini akan makin menurun seiring semakin tak adanya interaksi sosial.

Jadi ketika kita kesepian, maka bisa dipastikan tiga area itu sudah terganggu. Inti utamanya, kurangnya interaksi sosial atau semakin mengecilnya lingkaran sosial kita, akan mempengaruhi tiga area di dalam otak. Yang imbasnya, membuat kita merasa kesepian.

Baca juga: Awas, Kesepian Tingkatkan Risiko Kematian bagi Penderita Sakit Jantung

Dilansir dari Medical News Today, penelitian yang diterbitkan dalam Nature Communication menyebutkan bahwa orang-orang yang kesepian memiliki pola jaringan otak khusus.

Jaringan otak ini meliputi area yang berkaitan dengan proses berpikir, kemampuan menyimpan kenangan, kemampuan untuk mengingat dan berimajinasi, dan kemampuan merencanakan.

Pola jaringan ini, yang dialami oleh orang-orang kesepian, berbeda dengan pola jaringan otak orang-orang yang tidak merasa kesepian atau tidak merasa terisolasi.

Dalam orang yang kesepian, pola jaringan tersebut lebih banyak terisi grey matter.

Baca juga: Manfaat Kesehatan Permen Karet, Meredakan Gerd dan Meningkatkan Memori

Rasa sepi tidak bisa diprediksi kapan waktu datang dan perginya.
Freepik/rawpixel Rasa sepi tidak bisa diprediksi kapan waktu datang dan perginya.

Mengapa kita kesepian meski di tengah banyak orang?

Salah satu aspek misterius dari emosi kesepian adalah, bahwa emosi ini bisa datang mesti kita tak terisolasi secara sosial alias tengah berada di tengah banyak orang.

Mengapa bisa demikian?

Oyefeso menjelaskan hal ini secara sederhana. Menurutnya, kesepian tak berkaitan dengan jumlah kerumunan sosial di antara kita saja, namun lebih berkaitan dengan tingkat mutu konektivitas dan kekuatan hubungan kita dengan orang lain.

"Studi menyatakan bahwa bukan kuantitas yang menentukan, namun kualitas hubungan sosial kita dengan manusia lain," ujar Oyefeso.

Itulah sebabnya, seseorang bisa merasa sepi meski tengah berada di kerumunan ratusan orang. Namun seseorang yang lain, justru tak merasa kesepian meski tengah berada di lingkaran pertemanan yang kecil saja.

Nah kekuatan atau kemampuan seseorang memiliki ikatan erat dengan manusia lainnya ini, bisa diganggu oleh banyak hal. Mulai dari trauma, atau terjebak dalam narasi-narasi negatif yang diciptakan oleh otak dan lingkungannya sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com