Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Yang Terjadi di Dalam Otak Saat Kita Merasa Kesepian

Terutama, mengenai penyebab dan kapan waktu terjadinya.

Karena dilansir dari Stylist, kesepian bisa sembuh begitu saja dan datang kapan saja tanpa seseorang tahu mengapa.

Kesepian juga bisa menghampiri kita meski sebenarnya kita tengah berada di tengah-tengah kerumunan banyak orang, baik di lingkungan kerja atau di acara keluarga yang sebenarnya berjalan hangat.

Adenekan Oyefeso, psikolog dari aplikasi terapi online Livi mengatakan, meski susah dicari tahu definisinya, namun para ahli yang meneliti bentuk emosi ini sudah menemukan satu gambaran besar mengenai apa yang sebenarnya tengah terjadi di dalam otak ketika seseorang merasa kesepian.

Oyefeso mengatakan, "Ada perbedaan besar antara kesepian dan isolasi sosial. Kesepian adalah emosi yang bisa dirasakan meski kita tengah berada di antara banyak orang. Sedangkan isolasi sosial adalah sepi yang terjadi karena tak adanya kontak sosial atau minim kontak sosial."

Kondisi otak ketika kita kesepian

Masih dari sumber yang sama, Oyefeso mengatakan bahwa ketika emosi kesepian datang, ada tiga area di dalam otak yang terpengaruh. Yaitu hippocampus, amygdala, dan prefrontal cortex.

Hippocampus adalah area yang mengatur respons terhadap stres. Dalam penelitian diketahui, orang dengan lingkaran sosial kecil memiliki level hormon stres, kortisol, cukup tinggi.

Sedangkan amygdala, adalah area otak yang bekerja memproses dan membentuk ingatan. Dan dalam penelitian, orang dengan lingkaran sosial besar dan sibuk, memiliki area amygdala yang jauh lebih luas.

Kemudian prefrontal cortex, adalah area otak yang mengontrol perilaku bersosial, kemampuan memutuskan sesuatu, dan kemampuan menyimpan kenangan.

Dan penelitian menunjukkan, area dan kemampuan ini akan makin menurun seiring semakin tak adanya interaksi sosial.

Jadi ketika kita kesepian, maka bisa dipastikan tiga area itu sudah terganggu. Inti utamanya, kurangnya interaksi sosial atau semakin mengecilnya lingkaran sosial kita, akan mempengaruhi tiga area di dalam otak. Yang imbasnya, membuat kita merasa kesepian.

Dilansir dari Medical News Today, penelitian yang diterbitkan dalam Nature Communication menyebutkan bahwa orang-orang yang kesepian memiliki pola jaringan otak khusus.

Jaringan otak ini meliputi area yang berkaitan dengan proses berpikir, kemampuan menyimpan kenangan, kemampuan untuk mengingat dan berimajinasi, dan kemampuan merencanakan.

Pola jaringan ini, yang dialami oleh orang-orang kesepian, berbeda dengan pola jaringan otak orang-orang yang tidak merasa kesepian atau tidak merasa terisolasi.

Dalam orang yang kesepian, pola jaringan tersebut lebih banyak terisi grey matter.

Mengapa kita kesepian meski di tengah banyak orang?

Salah satu aspek misterius dari emosi kesepian adalah, bahwa emosi ini bisa datang mesti kita tak terisolasi secara sosial alias tengah berada di tengah banyak orang.

Mengapa bisa demikian?

Oyefeso menjelaskan hal ini secara sederhana. Menurutnya, kesepian tak berkaitan dengan jumlah kerumunan sosial di antara kita saja, namun lebih berkaitan dengan tingkat mutu konektivitas dan kekuatan hubungan kita dengan orang lain.

"Studi menyatakan bahwa bukan kuantitas yang menentukan, namun kualitas hubungan sosial kita dengan manusia lain," ujar Oyefeso.

Itulah sebabnya, seseorang bisa merasa sepi meski tengah berada di kerumunan ratusan orang. Namun seseorang yang lain, justru tak merasa kesepian meski tengah berada di lingkaran pertemanan yang kecil saja.

Nah kekuatan atau kemampuan seseorang memiliki ikatan erat dengan manusia lainnya ini, bisa diganggu oleh banyak hal. Mulai dari trauma, atau terjebak dalam narasi-narasi negatif yang diciptakan oleh otak dan lingkungannya sendiri.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/22/153000965/yang-terjadi-di-dalam-otak-saat-kita-merasa-kesepian

Terkini Lainnya

6 Tanda yang Menunjukkan Seseorang Cerdas Tanpa Berbicara

6 Tanda yang Menunjukkan Seseorang Cerdas Tanpa Berbicara

Tren
Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?

Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?

Tren
Mengenal Kondisi Thalasemia, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Kondisi Thalasemia, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Media Asing Ramai-ramai Soroti Rasisme Oknum Suporter Indonesia ke Guinea

Media Asing Ramai-ramai Soroti Rasisme Oknum Suporter Indonesia ke Guinea

Tren
Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Tren
Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke