KOMPAS.com - Penyakit cacar monyet atau Monkeypox tengah mewabah di sejumlah negara di dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kasus cacar monyet sudah menyebar di 11 negara yang biasanya tidak memiliki riwayat kasus tersebut.
WHO pun memperingatkan bahwa kemungkinan akan ada lebih banyak kasus cacar monyet yang dilaporkan ke depannya.
Baca juga: Wabah Cacar Monyet di Spanyol Terkait dengan Aktivitas Sauna
Berikut 7 hal yang perlu diketahui soal cacar monyet:
Dilansir dari BBC, Jumat (20/5/2022), cacar monyet atau monkeypox adalah infeksi virus langka.
Virus ini pertama kali diidentifikasi pada monyet penangkaran dan sejak tahun 1970 telah terjadi wabah sporadis yang dilaporkan di 10 negara Afrika.
Pada tahun 2003 terjadi wabah di AS, pertama kali terlihat di luar Afrika.
Saat itu, pasien tertular penyakit dari kontak dekat dengan anjing padang rumput yang telah terinfeksi oleh mamalia kecil yang diimpor ke negara itu. Sebanyak 81 kasus dilaporkan, tetapi tidak ada yang mengakibatkan kematian.
Pada 2017, Nigeria mengalami wabah terbesar yang diketahui. Ada 172 kasus yang dicurigai dan 75 persen korban adalah laki-laki berusia antara 21 dan 40 tahun.
Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox atau virus yang masih ada kekerabatan dengan cacar, meskipun jauh lebih ringan gejalanya.
Para ahli mengatakan, kemungkinan penyakit ini memiliki tingkat infeksi yang rendah.
Kasus cacar monyet ditemui di sebagian besar negara-negara Afrika tengah dan barat, dekat hujan tropis.
Secara karakteristik, ada dua jenis virus utama cacar monyet yakni Afrika barat, dan Afrika tengah.
Baca juga: Kenali Apa itu Cacar Monyet, Asal-usul, dan Gejalanya