KOMPAS.com - Cuaca terik dirasakan sejumlah masyarakat Indonesia di sejumlah daerah belakangan ini.
Cuaca panas atau terik tersebut terasa selama beberapa hari terakhir, khususnya usai Lebaran.
Sejumlah warganet pun menyuarakan keluhan soal cuaca terik tersebut di media sosial Twitter.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Fenomena Semburan Air Panas Bercampur Lumpur di Pasaman Barat Sumbar
"Ni cuaca panas bgt kaya lgi simulasi di neraka," tulis akun @azeerrawr di Twitter, Jumat (6/5/2022).
ni cuaca panas bgt kaya lgi simulasi di neraka
— ? (@zeerrawr) May 6, 2022
"Antri GT Cikampek Utama... cuaca panas agak mendung, harap saling sabar jgn saling serobot jalur," tulis @nypermana.
Antri GT Cikampek Utama... cuaca panas agak mendung, harap saling sabar jgn saling serobot jalur???? #InfoArusBalikElshinta #ArusMudik2022 pic.twitter.com/yTLKzXY2uF
— ludovica permana (@nypermana) May 6, 2022
"Cuaca yang panas merona," tulis @yanieland.
Cuaca yang panas merona
— yanie akeland (@yanieland) May 6, 2022
Baca juga: Mengapa Cuaca Terasa Panas Saat Musim Hujan? Berikut Penjelasan BMKG
Lantas, apa penyebab cuaca panas belakangan ini?
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin mengatakan, cuaca panas yang terasa di sejumlah daerah belakangan ini diduga karena beberapa wilayah di Indonesia mulai memasuki puncak musim kemarau.
"Saat ini posisi semua matahari sudah berada agak ke wilayah Utara ekuator, atau tepatnya di sekitar lintang 140 Lintang Utara dan masih bergerak ke Utara hingga Juni mendatang yang mengindikasikan bahwa puncak musim kemarau mulai berlangsung di wilayah Indonesia secara umum," kata Miming kepada Kompas.com, Rabu (4/5/2022).
Sementara, sebagian besar wilayah Indonesia, terutama wilayah Jawa-Bali-Nusa Tenggara dan wilayah Indonesia yang berada di Selatan ekuator pada periode April-Mei masih mengalami periode peralihan musim hujan ke kemarau (pancaroba).
"Sedangkan sebagian lainnya masih ada yang mengalami periode basah/hujan," katanya lagi.
Baca juga: Penyakit yang Perlu Diwaspadai Saat Musim Pancaroba
Miming menjelaskan, pada umumkan periode pancaroba atau menjelang musim kemarau, kondisi cuaca terutama pada pagi hari didominasi dengan kondisi cerah.
Selain itu, juga didominasi tingkat perawanan yang sangat rendah. Hal itu dapat menyebabkan terjadinya suhu yang cukup panas dan terik pada siang hari.
Lalu pada siang-sore hari akan terbentuk awan-awan tebal.
"Kondisi ini kerap terjadi pada periode peralihan, di mana umumnya kondisi cuaca akan ditandai dengan cuaca cerah di pagi hari dan berawan di siang hari dengan potensi hujan yang disertai kilat/petir," tutur Miming.
Baca juga: Terjadi Awan Panas, Berikut Potensi Bahaya Gunung Merapi
Selain Jakarta, wilayah yang sedang mengalami pancaroba atau cuacanya cukup terik adalah Pulau Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.
"Umumnya di wilayah Pulau Jawa-Bali hingga Nusa Tenggara kondisi cuaca cerah pada siang disertai suhu cukup terik pada siang hari harus di waspadai adanya suhu terik pada siang hari," kata dia.
Miming menjelaskan, kondisi itu dapat terjadi hingga pertengahan Mei.
"Kondisi ini tetap harus diwaspadai selama periode mudik lebaran tahun ini, tapi secara umum kondisi tersebut dapat terjadi hingga pertengahan Mei," imbuh dia.
Baca juga: Suhu Jogja dan Jateng Kian Panas, Ini Penjelasan BMKG
Sebagai gambaran, berikut ini catatan suhu tertinggi yang diamati BMKG selama 24 jam terakhir, 5 Mei 2022 pukul 07.00 WIB sampai dengan 6 Mei pukul 07.00 WIB, dilansir dari instagram @infobmkg:
Baca juga: Suhu Panas di Wilayah Indonesia, Apa Penyebabnya dan Sampai Kapan?
Lihat postingan ini di Instagram
Baca juga: Apa Itu Gempa Megathrust?