Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hepatitis Akut Misterius: Gejala, Pencegahan, dan Langkah Pemerintah

Kompas.com - 05/05/2022, 09:35 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meminta masyarakat untuk mewaspadai kasus hepatitis akut misterius yang menginfeksi anak-anak.

Kewaspadaan meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, meninggal dunia dalam kurun waktu berbeda pada rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, ketiganya merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Baca juga: Update Kasus Hepatitis Misterius, Sudah Terdeteksi 228 Kasus di 20 Negara

Berikut informasi mengenai gejala, pencegahan, hingga langkah pemerintah:

Gejala hepatitis akut

Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah:

  • Mual
  • Muntah
  • Diare berat
  • Demam
  • Kuning
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran.

Baca juga: Ini Gejala Hepatitis Akut Misterius yang Serang Anak-anak

Penanganan hepatitis akut

Juru bicara Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Pencegahan hepatitis akut

Sederhananya, upaya pencegahan hepatitis akut yang bisa dilakukan adalah:

  1. Rutin cuci tangan pakai sabun
  2. Cuci seluruh bahan makanan hingga bersih
  3. Pastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih
  4. Tidak bergantian alat makan
  5. Hindari kontak dengan orang sakit
  6. Jaga kebersihan
  7. Disiplin protokol kesehatan.

Baca juga: Apakah Mutasi Virus Corona Memicu Terjadinya Hepatitis Akut Misterius?

Baca juga: Cara Mencegah Penularan Hepatitis Akut Misterius pada Anak

Upaya pemerintah menangani hepatitis akut

Saat ini, Kemenkes sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.

Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," ujar Nadia.

Baca juga: 3 Anak Tewas Diduga karena Hepatitis Akut Misterius, Berikut Gejalanya

Kasus hepatitis akut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan kejadian luar biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia.

WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2020 dari Inggris Raya terkait 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya pada anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun, selama periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan hingga 16 tahun, dengan 17 anak memerlukan transplantasi hati dan satu kasus meninggal dunia.

Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan, dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41.

SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Baca juga: Mengenal Adenovirus, Diduga Jadi Penyebab Hepatitis Misterius pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com