Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Tragedi Ledakan Reaktor Nuklir Chernobyl, Ini Kronologinya

Kompas.com - 26/04/2022, 08:28 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Memicu ledakan di Chernobyl

Sebelum materi penyerap sepanjang lima meter di batang pengendali itu masuk ke inti reaktor, sebanyak 200 pucuk grafit secara simultan masuk ke inti reaktor memicu reaksi dan menyebabkan ledakan.

Ledakan tersebut menghancurkan lapisan baja dan beton penutup reaktor.

Meski bukan ledakan nuklir, karena pembangkit listrik tenaga nuklir tak mampu menghasilkan reaksi semacam itu, tetap saja ledakan itu berbahaya.

Baca juga: Daftar 10 Negara yang Paling Banyak Memiliki Senjata Nuklir

Ledakan itu adalah sebuah reaksi kimia yang dipicu tekanan gas dan uap yang dihasilkan meningkatnya suhu.

Akibat ledakan itu, lebih dari 50 ton materi radioaktif dilepaskan ke atmosfir, yang kemudian terbawa angin.

Pada 27 April 1986, pemerintah Uni Soviet mulai mengevakuasi 30.000 warga Pripyat, dan sebuah "kisah" dibuat untuk menutupi insiden itu.

Baca juga: Mungkinkah Indonesia Mengembangkan Energi Nuklir?

5.000 warga meninggal dunia

Namun, pada 28 April 1986, stasiun pemantau radiasi Swedia yang terletak hampir 1.300 kilometer sebelah barat laut Chernobyl, melaporkan adanya level radiasi nuklir 40 persen lebih tinggi dari biasanya.

Tak lama setelah laporan itu, kantor berita Uni Soviet mengabarkan sebuah ledakan terjadi di PLTN Chernobyl.

Pada hari-hari pertama krisis ini, 32 orang tewas di lokasi PLTN Chernobyl dan puluhan lainnya menderita luka bakar akibat radiasi nuklir.

Baca juga: Benarkah Kecoa Bisa Selamat dari Nuklir?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 10 Negara yang Paling Banyak Memiliki Senjata Nuklir

Radiasi yang lepas ke atmosfer, yang levelnya lebih tinggi dibanding bom atom Hiroshima dan Nagasaki, dibawa angin ke arah Eropa Timur dan Utara mencemari jutaan hektar hutan dan lahan pertanian.

Diperkirakan 5.000 warga Uni Soviet meninggal dunia akibat kanker atau penyakit lain yang terkait radiasi Chernobyl.

Jutaan orang lainnya mengalami gangguan kesehatan yang cukup signifikan.

Pada 2000, reaktor terakhir di Chernobyl dimatikan dan PLTN itu resmi berhenti beroperasi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lion Air Mendarat di Laut Bali, Patah di Dua Sisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com