KOMPAS.com - Pemerintah menjadikan vaksinasi booster sebagai salah satu syarat mudik Lebaran 2022, sehingga pemudik tak perlu menunjukkan tes PCR dan antigen.
Akan tetapi, bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik disarankan untuk tidak mepet dengan waktu pelaksanaan perjalanan selepas melakukan vaksinasi booster.
Selain itu, antibodi yang terbentuk dari vaksin booster juga memerlukan waktu beberapa hari sebelum berdampak optimal untuk tubuh.
Baca juga: Daftar 23 Gerbang Tol Rawan Padat Kendaraan Saat Mudik Lebaran 2022
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, melakukan vaksinasi booster sebelum atau saat melakukan perjalan mudik tidak berbahaya.
Namun, masyarakat perlu memperhatikan faktor aktivitas fisik perjalanan mudik yang dapat menyita banyak energi.
Selain itu, faktor efek samping dari vaksinasi booster juga dapat membuat perjalanan masyarakat saat mudik akan terganggu.
"Vaksinasi tidak berbahaya tetapi perlu diperhatikan karena mudik umumnya akan menyebabkan aktivitas fisik yang cukup melelahkan. Karena biasanyaa ramai, padat dan bahkan bisa macet," katanya ketika dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (24/4/2022).
Antibodi yang terbentuk setelah melakukan vaksinasi booster memerlukan waktu untuk dapat memproteksi tubuh secara maksimal.
Nadia menyarankan untuk melakukan vaksinasi booster minimal tujuh hari sebelum melakukan perjalanan mudik agar kondisi tubuh dalam keadaan fit.
"Antibodi kan butuh waktu tuk terbentuk sebagai proteksi jadi sebaiknya 7-14 hari sebabnya sudah dapat vaksin sampai menimbulkan perlidungan yang maksimal," jelasnya.
Baca juga: Libur Lebaran 2022 dan Jadwal Resmi Cuti Bersama 2022
Dilansir dari laman Kemenkes, masyarakat diminta untuk tidak menunda melakukan vaksinasi booster agar saat mudik sudah memiliki antibodi dalam tubuh.
Meskipun melakukan vaksinasi booster saat mudik diperbolehkan, namun tetap memiliki beberapa risiko yang harus dipertimbangkan.
Berikut ini adalah risiko yang harus dipertimbangkan oleh pemudik yang akan melakukan vaksinasi booster ketika mudik:
Pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan vaksin booster jauh-jauh hari sebelum keberangkatan mudik.
Hal itu disarankan karena antibodi mulai terbentuk pada 1 sampai 2 minggu pasca vaksinasi booster.
Sehingga, jika pemudik sudah melakukan vaksin jauh-jauh hari maka antibodi yang ada di dalam tubuh akan jauh lebih optimal.
Baca juga: Viral, Video Bocah Masuk Kolong Jembatan Perlintasan Kereta, Jangan Ditiru!
Dengan melakukan vaksinasi booster jauh-jauh hari maka dapat terhindar dari penumpukan antrean vaksinasi booster dikala mudik.
Pemerintah menyediakan pos-pos layanan vaksinasi booster di beberapa titik jalur mudik untuk mempermudah pemudik melakukan vaksinasi.
Fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan vaksinasi, jika sudah melakukan vaksinasi booster sebelumnya Anda tidak perlu mengantri untuk melakukan vaksinasi saat mudik dilakukan.
Dengan menghindari antrean vaksinasi saat mudik berarti pemudik juga menghindari keramaian yang terjadi akibat penumpukan di tempat vaksin.
Risiko menderita Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau efek samping dapat terjadi ketika melakukan vaksinasi booster kala perjalanan mudik.
KIPI yang ringan dapat diredakan dengan minum pereda nyeri seperti paracetamol, namun ada juga kriteria KIPI yang memperlukan perawatan di rumah sakit.
Akan tetapi, jika pemudik melakukan vaksinasi booster di pos layanan kesehatan yang disediakan pemerintah, nantinya terdapat ambulans yang disediakan jika sewaktu-waktu terdapat gejala KIPI yang fatal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.