Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Kisah Herawati Diah yang Jadi Google Doodle 3 April 2022: Tentang Hidup yang Penuh

Kompas.com - 03/04/2022, 16:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Setidaknya, ini merujuk pemberitaan harian Kompas edisi 7 Januari 1990, ketika hotel tersebut pada 30 Desember 1989 dinyatakan sebagai hotel berbintang lima. Dari PT Hotel Prapatan juga berderet nama hotel lain di dalamnya. 

Hidup yang penuh dan bahagia

”Senin dan Rabu adalah jadwal saya main bridge,” ujar Herawati, menjadi awal tulisan Maria Hartiningsih dan Indira Permanasari di harian Kompas edisi 12 Mei 2013. Bagi Herawati, permainan bridge penting untuk menahan kepikunan. 

”Dengan bermain bridge, kita merawat ingatan dan melatih otak. Kita harus ingat lawan kita punya kartu apa selain menjadi ajang silaturahim dan berteman.”

Berteman adalah kata kunci bagi Herawati. Dia bisa dibilang adalah people person. Bridge hanya salah satu caranya. 

Meski terus disibukkan kegiatan di luar rumah, Herawati punya kebiasaan rutin yang tak pernah ditinggalkan. ”Saya suka berkebun,” ujarnya. Ia bangun pagi dan rajin jalan pagi di dalam lingkungan apartemennya.

Meski otot kakinya melemah, pendengarannya masih tajam. Kesehatannya relatif baik. ”Menjadi tua adalah proses alamiah,” ujarnya, ”yang penting, sehat, otak tetap bekerja, dan tidak boleh bosan merawat diri. Hidup harus dijalani dengan bersyukur.”

Tak ada diet khusus dilakukannya. ”Hanya porsi makan lebih kecil, tetapi sering. Kadang saya makan empat kali sehari. Saya hanya makan ikan dan ayam, tak suka daging merah. Rajin makan sayuran seperti salad,” tuturnya.

Ia ingin menjadi inspirasi bagi banyak teman seusianya yang cenderung sudah apatis. ”Kita harus terus mengikuti perkembangan, tampil rapi untuk memelihara semangat karena kita masih harus hidup,” tuturnya.

Kuku-kuku jarinya tampak terawat. Ketika ditanya apakah ia masih suka ke salon, Herawati menjawab cepat, ”Masih dong. Kalau tidak rapi, cucu saya tidak mau jalan sama saya, ha-ha-ha.”

Harian Kompas edisi 14 Desember 1972 juga pernah mengangkat prinsip Herawati soal kesibukan yang tak boleh menjadi alasan untuk tidak berdandan. Pada tahun itu dia dinobatkan menjadi satu dari 10 perempuan Indonesia berbusana paling serasi. 

Dalam wawancara dengan Maria Hartiningsih dan Indira Permanasari, Herawati mengaku menjalani hari tua dengan ringan, sekalipun tetap sibuk seperti cerita di atas. Kerumitan hidup ditinggalkan, sekalipun berjejak tapi tak disentuh lagi. 

Ia mengaku selalu bisa memaafkan dan tak menyesali yang sudah terjadi. ”Saya bahagia,” ujarnya dengan mata berbinar. ”Tidak terlalu dibebani dengan hidup saya. Saya tidak punya musuh dan tidak mau punya musuh. Saya percaya pada kebaikan.”

Dunia Herawati terasa sempurna justru karena ketidaksempurnaannya. Dia juga tak merasa perlu ada bagian hidup yang harus dihapus. ”Tidak. Hidup ada turun-naiknya. Never a dull moment. Itulah yang membuat saya hidup.”

Julius Pour, dalam tulisan lain di harian Kompas edisi 29 Juni 1993 mengutip definisi kebahagiaan dari Herawati. Menurut Herawati, kebahagiaan pada akhirnya adalah ketenangan pikiran.

"Itu artinya kita boleh saja punya musuh, tetapi kita berani mengampuni. Kita boleh saja punya masalah, namun kita harus ingat bahwa semua masalah dapat ditanggulangi. Kita bisa saja mempunyai kesulitan, tetapi kita harus sadar bahwa semua kesulitan akan berlalu," tutur Herawati. 

Herawati berpulang ke rahmatullah pada dini hari, Jumat, 30 September 2016. Orang baik berpulang pada hari baik. Kembara hidup selama 99 tahun berjejak dalam. Terbukti, 105 tahun usianya pun diabadikan menjadi Google Doodle edisi 3 April 2022.

 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

Catatan: Seluruh foto, kutipan, dan artikel harian Kompas yang digunakan dalam tulisan ini dapat diakses publik melalui layanan Kompas Data

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com