Oleh karena itu, ketidakseimbangan kecil seperti kurang memejamkan mata atau tidur bisa memicu kedutan.
Jika kedutan dipicu masalah kurang tidur, solusi yang paling tepat tentu menutup mata dan pergi tidur.
Seseorang yang memiliki alergi dan kambuh, ia akan melepaskan histamin, zat kimia hasil produksi sel darah putih yang dikeluarkan sebagai reaksi alergi.
Sementara itu, salah satu reaksi yang paling umum terjadi saat alergi adalah kedutan yang diiringi rasa gatal dan bengkak di sekitar area mata.
Jika kedutan mata disebabkan alergi, segeralah minum obat anti alergi yang biasa dikonsumsi.
Baca juga: Mengenal Syringoma, Bintil-bintil Kecil yang Kerap Muncul di Bawah Mata
Adapun jenis kedutan mata menurut American Academy of Ophthalmology ada tiga, yakni:
Kedutan jenis ini tidak mempengaruhi penglihatan dan hanya terjadi karena sebab-sebab yang telah dijelaskan sebelumnya.
Blefarospasme adalah kelainan pada kontraksi otot kelopak mata, sehingga mata terus berkedut.
Dilansir dari laman WebMD, kedutan mata jenis ini bukan kondisi serius, tetapi cukup mengganggu kehidupan sehari-hari.
Namun jika sudah stadium lanjut, kelopak mata bisa tertutup rapat, sehingga penderita tidak bisa melihat.
Kasus blefarospasme juga cukup jarang terjadi dan diperkirakan hanya ada 15-100 kasus per satu juta orang.
Hemifacial spasm adalah gangguan saraf pada wajah yang ditandai dengan adanya kedutan atau kontraksi pada otot-otot di salah satu sisi wajah dan sekitar mata.
Dilansir dari laman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, penyakit ini termasuk kronis dan bisa memberat.
Meski tidak menimbulkan nyeri, hemifacial spasm yang tidak mendapat penanganan bisa menyebabkan wajah tidak simetris. Hal ini tentu akan mengganggu penampilan fisik dan aktivitas sosial penderita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.