Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Matahari, Apa Itu dan Bagaimana Dampaknya ke Bumi?

Kompas.com - 14/03/2022, 07:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Matahari sebagai pusat tata surya memiliki banyak fenomena menarik. Salah satunya adalah badai matahari.

Dikutip dari laman LAPAN, 22 Oktober 2021, Peneliti Pusat Riset Antariksa pada Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN (Pussainsa) Dr. Johan Muhammad menjelaskan, menurut istilah umum, badai matahari diidentikan dengan suatu ledakan-ledakan atau peristiwa eruptif yang terjadi pada matahari itu sendiri.

Dapat dikatakan bahwa badai matahari merupakan suatu peningkatan radiasi secara mendadak di matahari.

Badai matahari terjadi ketika salah satu bagian di matahari atau daerah aktif dan/atau sebagian lontaran massa koronal terlontar ke luar angkasa.

Sehingga, dapat diartikan badai matahari adalah suatu peristiwa di matahari yang berupa ledakan dan skala ledakannya besar, sehingga dampaknya bisa sampai terasa ke Bumi.

Peristiwa yang terjadi pada ledakan matahari bermacam-macam. Salah satunya flare. Flare merupakan suatu ledakan di daerah aktif matahari.

Kejadian ini ditandai dengan adanya peningkatan cahaya di bagian tertentu di matahari, seperti langit tiba-tiba terang. Kejadian itu terjadi karena matahari melepaskan energi yang dimilikinya.

Berbeda dari badai lain yang ada di atmosfer, badai matahari merupakan fenomena pelepasan energi di atmosfer matahari yang kaitannya dengan medan magnet itu sendiri.

Baca juga: Fakta-fakta 8 Planet di Tata Surya dan Kemungkinan Planet Kesembilan

Penyebab badai Matahari

Pergerakan plasma atau dinamika yang bergerak di dalam dan di permukaan matahari merupakan penyebab dari adanya badai matahari.

Dilansir dari Independent, 26 Mei 2021, penyebab badai matahari adalah saat garis-garis medan magnet dari bintik matahari (daerah di matahari yang lebih gelap dan dingin) kusut dan meletus.

Meskipun bagian itu lebih dingin dari matahari, bagian itu masih bisa sangat panas dan mencapai suhu 1.800 derajat Celcius.

Energi magnetik yang telah terbentuk di atmosfer matahari akan tiba-tiba dilepaskan, dipancarkan ke seluruh spektrum elektromagnetik.

Baca juga: Misteri Planet Sembilan, Diyakini Ada tetapi Belum Pernah Terlihat

Klasifikasi badai Matahari

Terdapat klasifikasi badai matahari, yaitu kelas A, B, C, M, dan X. Mirip dengan skala Richter, setiap huruf sepuluh kali lipat lebih kuat dari sebelumnya. Artinya, badai kelas M 10 kali lebih besar daripada kelas C.

Flare matahari pertama tercatat terjadi pada 1 September 1859, ditemukan oleh ilmuwan Richard C. Carrington dan Richard Hodgson.

Badai matahari paling kuat beberapa tahun terakhir adalah yang terjadi pada Desember 2020.

Baca juga: Ada Badai Matahari Malam Ini, Berikut Beberapa Badai Matahari Terbesar yang Pernah Terjadi

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com