Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hukum Kepler: Sejarah Ditemukannya dan Bunyi 3 Hukum Kepler

Kompas.com - 08/03/2022, 08:05 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Planet-planet bergerak mengorbit Matahari dalam arah yang berlawanan dengan jarum jam, kecuali planet tertentu.

Pergerakan planet itu tidak bisa diketahui sebelumnya, sampai seorang matematikawan Jerman bernama Johannes Kepler berhasil mengungkapkan penelitiannya.

Dikutip dari laman NASA, Kepler tinggal di Graz, Austria, selama awal abad ke-17. Karena permasalahan agama dan politik yang umum selama era itu, Kepler diasingkan dari Graz pada 2 Agustus 1600.

Beruntungnya, dia mendapatkan kesempatan untuk bekerja sebagai asisten astronom terkenal bernama Tycho Brahe.

Kepler muda pun memindahkan keluarganya dari Graz, 300 mil melintasi Sungai Danube, ke rumah Brahe di Praha.

Baca juga: Mengenal Tata Surya dan Beberapa Teori Pembentukan Tata Surya

Penemuan Kepler

Tycho Brahe terkenal akan pengamatan astronominya yang dinilai paling akurat pada masanya. Dan Brahe, terkesan dengan studi Kepler dalam pertemuan sebelumnya.

Namun meski begitu, Brahe tidak memercayai Kepler, khawatir bahwa anak magang yang cerdas itu akan melampauinya sebagai astronom utama pada zamannya.

Oleh karena itu, dia mempersilakan Kepler untuk melihat hanya sebagian dari data planetnya yang sangat banyak.

Dia membuat Kepler bertugas memahami orbit planet Mars, yang pergerakannya sesuai secara problematis dengan alam semesta seperti yang dijelaskan oleh Aristoteles dan Ptolemy.

Ilustrasi planet Mars bersama dua bulannya, Phobos dan Deimos. Salah satu alasan sederhana kenapa Mars tidak layak huni adalah perbedaan ukuran dengan Bumi.SHUTTERSTOCK/Elena11 Ilustrasi planet Mars bersama dua bulannya, Phobos dan Deimos. Salah satu alasan sederhana kenapa Mars tidak layak huni adalah perbedaan ukuran dengan Bumi.
Brahe meyakini bahwa dengan memberikan tugas pengamatan Mars kepada Kepler, Kepler akan menemui kesulitan sementara Brahe menyempurnakan teorinya sendiri tentang tata surya.

Teori tentang tata surya milik Brahe didasarkan pada model geosentris, yakni Bumi adalah pusat dari tata surya.

Ternyata Kepler memiliki pemikiran sendiri, tidak seperti Brahe. Kepler sangat percaya pada model tata surya Copernicus yang dikenal sebagai heliosentris. Itu artinya menempatkan Matahari di pusat tata surya.

Setelah banyak berjuang, Kepler akhirnya dipaksa untuk menyadari bahwa orbit planet-planet bukanlah lingkaran, melainkan lingkaran memanjang atau pipih yang disebut ahli geometri sebagai elips.

Nah kesulitan khusus yang dihadapi Brahe dengan pergerakan Mars adalah karena fakta bahwa orbitnya adalah yang paling elips dari data planet Brahe yang luas.

Pada akhirnya Brahe secara tidak langsung telah memberikan sebagian besar datanya yang memungkinkan Kepler merumuskan teori tata surya yang benar dan membuang teori Brahe sendiri.

Baca juga: Apa Itu Bintang, Bagaimana Sebuah Bintang Lahir dan Mati?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com