KOMPAS.com – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang wilayah Melonguane, Sulawesi Utara, Sabtu (26/2/2022), pukul 13.15 WIB.
Gempa terjadi berlokasi di laut pada jarak 30 km arah barat laut Miangas, Kepulauan Talaud pada kedalaman 118 km, berpusat 195 kilometer barat laut Melonguane, tepatnya di koordinat 5,73 LU – 126,37 BT.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan, gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Melonguane Sulut, Tak Berpotensi Tsunami
BMKG menyebut gempa yang terjadi akibat adanya subduksi lempeng.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Stiyo Prayitno menyebutkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah.
"Gempa akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina,” ujar Bambang dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu (26/2/2022).
Ia mengatakan dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa yang terjadi memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik.
Guncangan gempa terasa di daerah Miangas, Kepulauan Talaud dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Selain itu terasa di daerah Nanusa dan daerah Gemeh, Kepulauan Talaud dengan skala intensitas III - IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut,” ujarnya.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Melonguane Sulut, Berikut Analisis BMKG
Adapun rekomendasi dari BMKG, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tak terpengaruh isu yang tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu masyarakat diminta untuk menghindari bangunan yang retak dan rusak akibat gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” ujar Bambang.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan, belum ada aktivitas gempa susulan.
"Hingga pukul 13.40 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan ( aftershock)," ujarnya.
Bambang mengimbau agar masyarakat hanya memantau informasi gempa dari kanal resmi BMKG.