KOMPAS.com - Istilah remaja jompo beredar di media sosial sejak 2021 lalu.
Sejak kemunculannya, istilah ini kerap kali digunakan untuk menyebut anak muda yang mengalami pegal-pegal, mudah lelah, masuk angin, dan sakit punggung.
Banyak remaja yang tidak sungkan untuk berbagi cerita dan memperlihatkan stok obat-obatan seperti koyo dan minyak angin untuk mengatasi “kejompoan” mereka.
“musuh terbesarku menjadi remaja jompo selain gampang pegel adalah gampang lupa,” tulis salah satu warganet Twitter (2/2/2022).
“freshcare + tolak angin + kerokan, starter pack remaja jompo begini bgt,” tulis warganet lainnya pada Senin (21/2/2022).
Lantas, apa penyebab dan tips agar tidak menjadi remaja jompo?
Baca juga: Perut Buncit pada Remaja, Kenali Bahaya dan Cara Mengatasinya
Dokter sekaligus direktur RS PKU Muhammadiyah Prambanan Dien Kalbu Ady menjelaskan bahwa remaja jompo adalah istilah media sosial merujuk pada remaja yang mudah mengalami kelelahan, pegal, sakit punggung dan pinggang, badan lemas, serta sering pusing.
Keluhan-keluhan yang dialami oleh remaja jompo tersebut, dalam dunia medis tidak secara spesifik menggambarkan suatu penyakit.
Melainkan, manifestasi atau perwujudan klinis yang muncul karena adanya beberapa kondisi tertentu.
“Dalam dunia medis, keluhan-keluhan tersebut tidak spesifik menggambarkan satu penyakit. Melainkan manifestasi klinis yang muncul karena adanya beberapa kondisi tertentu,” katanya dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com (21/2/2022).
Baca juga: Pandemi dan Fenomena Seputar Kesehatan Mental Remaja
Dien melanjutkan, ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab fenomena remaja jompo, antara lain:
Faktor yang dapat menyebabkan remaja cepat lelah dan pegal, salah satunya kurang beraktivitas fisik.
“Sejak pandemi Covid-19, masyarakat terpaksa harus menjalankan seluruh kegiatannya seperti sekolah, ibadah, bekerja dari rumah. Karena itu, remaja jadi kurang beraktivitas,” kata Dien.
Anemia atau kurang darah adalah keadaan yang ditandai dengan kurangnya kadar hemoglobin di dalam tubuh.
Hemoglobin sendiri merupakan salah satu komponen dalam sel darah merah atau eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh.
Oksigen ini sangat diperlukan oleh jaringan tubuh untuk menjalankan fungsinya.
“Jika kadar hemoglobin kurang, oksigen yang beredar di seluruh tubuh juga kurang, sehingga menyebabkan mudah lelah, mudah lemas, otot sering pegal, mudah mengantuk, pusing, dan sulit konsentrasi,” ujar Dien.
Secara klinis, tambah Dien, penderita anemia ditandai dengan pucat pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku, dan telapak tangan.
Baca juga: Tumbuh Uban di Usia Muda, Apa Penyebabnya? Ini Penjelasan Dokter
Dien menerangkan, punggung dan pinggang yang mudah sakit pada usia remaja disebabkan oleh postur tubuh yang salah saat duduk.
Atau bisa juga dikarenakan durasi duduk yang lama tanpa diselingi peregangan.
Darah rendah tidak sama dengan kurang darah atau anemia.
Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi saat tekanan darah berada di bawah nilai 90/60 mmHg.
Padahal, tekanan darah normal pada orang dewasa berkisar 120/80 mmHg.
“Efek dari darah rendah bisa berbeda-beda tergantung penyebabnya. Sebagian penderitanya bisa saja tidak mengalami gejala apapun, tetapi ada juga yang bisa mengalami gejala tertentu, seperti pusing, gampang pingsan, keringat dingin, lemas, penglihatan kabur, dan mual,” terang Dien.
Baca juga: Diabetes Bisa Menyerang Usia Muda di Bawah 30 Tahun, Simak Gejalanya
Remaja sering kali mengalami stres akibat masalah kehidupan sosial, seperti hubungan kerja, pertemanan, persoalan akademis, dan situasi pandemi Covid-19.
Tekanan-tekanan tersebut, menurut Dien bisa menjadi penyebab stres tingkat ringan pada remaja. Namun, jika dibiarkan terlalu lama, stres tersebut dapat menjadi depresi.
Merokok dan konsumsi alkohol bisa menjadi penyebab “kejompoan” remaja.
Tak hanya perokok aktif, Dien menerangkan bahwa rokok juga berbahaya bagi siapa pun yang menghirup asapnya atau perokok pasif.
Selain itu, merokok dan minum alkohol pada remaja juga dapat menyebabkan gangguan perkembangan dan fungsi otak, penyakit paru-paru, serta gangguan psikologis seperti mudah cemas dan susah tidur.
Baca juga: 4 Jenis Olahraga Ringan yang Membuat Awet Muda
Berikut beberapa tips yang dibagikan Dien untuk mengatasi maupun mencegah fenomena remaja jompo.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.