Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 14 Februari 2022: Angka Kematian di Indonesia Tertinggi sejak September

Kompas.com - 14/02/2022, 08:25 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Update virus corona Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara di dunia, Senin (14/2/2022). 

Indonesia memasuki fase gelombang ketiga Covid-19 dengan tren kenaikan kasus yang masih tinggi. Jumlah korban meninggal sebanyak 111 orang yang dilaporkan pada Minggu (13/2/2022) menjadi yang tertinggi sejak September 2021. 

Setelah pada Sabtu (12/2/2022) melaporkan 55.209 kasus, Indonesia melaporkan 44.526 kasus pada Minggu (13/2/2022). 

Baca juga: Terus Meningkat, Angka Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia Tembus 111 Orang dalam Sehari

Sementara berdasarkan catatan Worldometer hingga Senin (14/2/2022), berikut data terbaru kasus Covid-19 di dunia:

  • Kasus positif: 412.055.574
  • Kasus meninggal: 5.833.887
  • Pasien sembuh: 332.569.270
  • Kasus aktif: 73.652.417

Khusus untuk kasus aktif, rinciannya adalah 73.565.390 pasien (99,9 persen) dalam kondisi ringan, sementara 87.027 orang (0,1 persen) dalam kondisi kritis.

Update Covid-19 Indonesia

Berikut rincian kasus Covid-19 di Indonesia hingga Minggu (13/2/2022):

  • Kasus infeksi: 4.807.778
  • Kasus meninggal: 145.176
  • Pasien sembuh: 4.309.763

Indonesia juga masih memiliki 352.839 kasus aktif Covid-19 yang tersebar di berbagai daerah.

Meski laporan kasus harian kembali tinggi, pemerintah menyebut tingkat keterisian rumah sakit (BOR) masih di bawah 60 persen.

"BOR masih di bawah 60 persen, hari ini 30 persen," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Nadia juga menuturkan, sebagian besar pasien Covid-19 yang meninggal adalah mereka yang memiliki komorbid, lansia, dan belum divaksinasi.

Baca juga: BOR Pasien Covid-19 di Jakarta Barat Terisi 75 Persen, ICU Terisi 61 Persen

 

Vaksin Novavax untuk anti-vaksin di Jerman

Jerman kini menaruh harapan pada vaksin Novavax untuk mengubah pendirian warganya yang anti-vaksin. Sebab, beberapa di antara penolak vaksin mengaku tidak nyaman dengan kebaruan teknologi mRNA.

Benedikt Richter, misalnya, seorang guru berusia 40 tahun di kota Kaiserslautern, Jerman barat daya, telah lama menolak divaksinasi Covid-19.

Menurutnya, vaksin dengan mRNA tidak membantu saudara iparnya yang dirawat di rumah sakit karena peradangan otot jantung sehari setelah menerima suntikan kedua, yang secara resmi dikaitkan oleh dokter dengan vaksinnya.

Regulator telah mengakui kondisi seperti itu sebagai efek samping yang jarang dan sebagian besar ringan.

Baca juga: 9 Persen Masyarakat Belum Terima Vaksin Covid-19, Ini Alasannya...

Tetapi ketika Uni Eropa pada bulan Desember menyetujui penggunaan vaksin Novavax yang menggunakan teknologi berbasis protein.

"Saya telah melakukan penelitian saya dan saya memiliki perasaan yang sedikit lebih baik tentang hal itu," kata Richter, dikutip dari Reuters.

Data menunjukkan, vaksin dua dosis dari Novavax untuk orang berusia di atas 18 tahun, mampu meyakinkan lebih banyak warga yang belum divaksin.

Beberapa negara bagian telah membuka daftar tunggu untuk menerima suntikan Novavax. Sejumlah tempat bahkan mengaku sampai kewalahan melayani banyaknya pendaftar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com