Misalnya, memberi tahu bahwa dia pulang malam, tidak perlu ditanya, tapi bisa ditelepon atau mencari kesepakatan-kesepakatan di tengah obrolan.
Menurut Astrid, adalah hal yang wajar jika anak berusia 27-29 tahun ini masih tinggal di rumah orangtua maka wajib mengikuti aturan yang diterapkan oleh orangtua.
Sebab, anak tersebut masih berada di lingkungan otoritas orangtua.
Baca juga: Jadwal Imunisasi Dasar Anak yang Wajib Diketahui Orangtua
Sementara itu, Astrid menggolongkan individu dengan usia 20-26 tahun disebut sebagai individu dewasa awal.
Sedangkan, individu dengan usia 27-29 tahun ini disebut sebagai individu dewasa menengah.
Untuk mereka yang berada dalam kelompok individu dewasa menengah, umumnya sudah mulai tahu apa yang membuat dia nyaman, dia mengambil keputusan-keputusan dalam hidupnya lebih stabil, dan emosinya lebih stabil ketimbang kelompok usia individu dewasa awal.
"Apalagi usia 27-28 tahun ini kerjanya sudah bukan fresh graduate, kecuali setelah lulus studi S2 atau S3, sebenarnya usia 28 tahun itu sudah banyak hal yang harus dilakukan," ujar Astrid.
Ia mengatakan, setidaknya orang tersebut lulus kuliah S1 di usia 21 tahun atau 22 tahun, dan jika usianya sudah 28 tahun setidaknya memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun.
Mengenai sikap orangtua yang terkadang bertanya atau melarang anaknya pergi kemalaman atau hal lain, Astrid menegaskan, jangan pernah memarahi orangtua.
"Iya, bukan marahin orangtua, atau tiba-tiba marah kok saya tiba-tiba ditanya, enggak mau diurus, ya kalau enggak mau diurus ya pergi dari rumah," ujar Astrid.
Ia mengingatkan kepada kaum muda agar mau menurut dengan aturan orangtua, jika mereka masih tinggal di rumah orangtua.
Di sisi lain, Astrid mengungkapkan bahwa sebagian orang yang termasuk individu dewasa muda saat ini sebenarnya dibesarkan dalam keluarga yang secara umum lebih mampu dari generasi sebelumnya (generasi orangtua mereka).
Misalnya, pada generasi orangtua ketika mereka masih anak-anak, mereka masih mengalami kesulitan ekonomi, dan beberapa tantangan hidup lainnya.
Fasilitas serba terbatas, harus mencari cara bagaimana bisa rukun dengan orang lain, dan aturan orangtua yang keras dan harus diturutin.
Sedangkan anak mereka, mengalami generasi yang lebih baik kehidupannya dibanding generasi sebelumnya.