Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Varian Omicron Sudah Ada sejak November 2020 Menurut WHO

Kompas.com - 02/01/2022, 11:30 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar di media sosial adanya klaim varian Omicron sudah ada sejak November 2020 menurut World Health Organization (WHO).

Sebuah tabel berisi tentang Varian of Concern (VOC) yang mencatut nama WHO dilampirkan untuk memperkuat klaim tersebut.

Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Tonang Dwi Ardyanto menegaskan bahwa klaim tersebut tidak benar atau hoaks. Tabel tersebut adalah hasil editan.

Narasi yang beredar

Akun Facebook yang mengunggah tentang klaim varian Omicron sudah ada sejak November 2020 adalah akun ini, ini, dan ini.

Akun-akun tersebut membagikan narasi yang serupa. Mereka mengeklaim bahwa varian Omicron sudah ada sejak November 2020 menurut WHO.

Adapun narasi-narasinya sebagai berikut:

"WHO sebenarnya telah menyatakan keberadaan Varian Omicron pada November 2020, dan banyak negara yang menyatakan bahwa varian itu adalah mutasi ringan saja.
Tetapi anehnya di Indonesia sekarang hal yang sama diklaim sebagai sesuatu yang baru muncul dan sangat menular. Gak anehlah kalau di Indonesia, karena semua harus takut
Anda bisa saja kibuli satu orang pada satu waktu. Tapi mustahil Anda bisa membohongi semua orang di sepanjang waktu.
Omicron adalah tanda pandemi SUDAH BERAKHIR ...".

"Kebenaran Selalu Menemukan Jalannya Sendiri.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebenarnya telah menyatakan keberadaan Varian Omicron pada November 2020, dan banyak negara yang menyatakan bahwa varian itu adalah mutasi ringan saja. Tetapi anehnya sekarang hal yang sama diklaim sebagai sesuatu yang baru muncul dan sangat menular.
Jadi, anda bisa saja membohongi satu orang pada satu waktu. Tapi mustahil anda bisa membohongi semua orang di sepanjang waktu.
Kebohongan ibarat bangkai, jika tidak ketemu baunya pasti esok ketemu tulangnya.
#salamhatiwaras".

"Kebenaran Selalu Menemukan Jalannya Sendiri
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebenarnya telah menyatakan keberadaan Varian Omicron pada November 2020, dan banyak negara yang menyatakan bahwa varian itu adalah mutasi ringan saja. Tetapi anehnya sekarang hal yang sama diklaim sebagai sesuatu yang baru muncul dan sangat menular.
Jadi, anda bisa saja membohongi satu orang pada satu waktu. Tapi mustahil anda bisa membohongi semua orang di sepanjang waktu.
Kowe paham ora, Son ?"

Terdapat tabel Varian of Concern (VOC) dengan tanggal-tanggal penemuan varian tersebut.

Pada varian Omicron, dituliskan bahwa varian tersebut ditemukan di beberapa negara pada November 2020.

Berikut ini tangkapan layar unggahan-unggahan tersebut:

Tangkapan layar unggahan Facebook tentang hoaks varian Omicron sudah ada sejak November 2020 menurut WHOFacebook Tangkapan layar unggahan Facebook tentang hoaks varian Omicron sudah ada sejak November 2020 menurut WHO

Tangkapan layar unggahan Facebook yang diklaim laman WHO tentang varian Omicron sudah ada sejak November 2020 menurut WHOFacebook Tangkapan layar unggahan Facebook yang diklaim laman WHO tentang varian Omicron sudah ada sejak November 2020 menurut WHO

Konfirmasi Kompas.com

Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan, tangkapan layar yang berisi tabel perihal varian Omicron sebenarnya sudah ada sejak 2020 merupakan hasil editan.

"Ada yang mengedit foto dari laman WHO sehingga menunjukkan seolah-olah Varian Omicron sudah dinyatakan keberadaannya oleh WHO sejak November 2020," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (30/12/2021).

"Hal tersebut adalah tidak benar. Pada tanggal 24 November 2021, Afrika Selatan melaporkan temuan varian baru berbasis sampel tanggal 8 November 2021," lanjut dia.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com