Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop: Bencana Alam dan Kecelakaan Terbesar Sepanjang 2021

Kompas.com - 27/12/2021, 17:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tahun 2021 beberapa hari lagi akan berakhir.

Sepanjang 2021 ini, terdapat sejumlah peristiwa di tanah air, bencana alam, kecelakaan pesawat, dan kapal.

Peristiwa-peristiwa ini cukup mengagetkan dan meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia.

Berikut berbagai peristiwa duka yang terjadi di sepanjang 2021 bagi masyarakat Indonesia:

Baca juga: Gempa Majene, Berikut Deretan Bangunan Vital yang Alami Kerusakan

1. Gempa Mamuju dan Majene

Awal 2021, dua gempa berkekuatan cukup besar mengguncang daerah Mamuju dan Majene Sulawesi Barat.

Gempa pertama berkekuatan magnitudo 5,9 terjadi Kamis (14/1/2021) pukul 14.45 WITA.

Sedangkan gempa kedua dengan skala magnitudo 6,2 terjadi pada 15 Januari 2021 pukul 02.28 WITA.

Gempa yang terjadi di Mamuju dan Majene ini tidak berpotensi tsunami dan diduga kuat terjadi akibat adanya aktivitas Sesar Naik Mamuju.

Akibat peristiwa ini, setidaknya 300 rumah warga rusak dan sebanyak 27 orang meninggal.

Baca juga: Misteri Cuaca dan Kendali Pesawat Sriwijaya SJ 182

2. Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Di bulan Januari, tepatnya pada Sabtu (9/1/2021) pesawat komersial Sriwijaya Air dengan kode penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Pesawat tersebut hilang kontak beberapa menit usai lepas landas.

Melansir Kompas.com, 10 Januari 2021, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut, sebelum hilang pesawat sempat meminta naik ke ketinggian 29.000 kaki.

Sementara itu, mengutip Kompas.com, 31 Maret 2021, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, SJ 182 tidak pecah di udara.

Hal ini berdasarkan data tim SAR gabungan yang menemukan puing-puing pesawat di perairan Kepulauan Seribu.

Pesawat SJ 182, menurutnya diduga pecah saat membentur ke air.

"Jadi ada yang mengatakan bahwa pesawat pecah di atas udara itu tidak benar. Jadi pesawat secara utuh sampai membentur air, tidak ada pecah di udara," kata Soerjanto

Adapun dalam kecelakaan tersebut terdapat 62 penumpang yang terdiri dari 6 kru aktif, 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi.

Baca juga: 4 Fakta Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala-402, dari Lokasi hingga Kronologi

3. Tenggelamnya KRI Nanggala

Pada Rabu (21/4/2021), duka kembali muncul usai kapal selam TNI AL KRI Nanggala 402 hilang kontak.

KRI Nanggala 402 adalah kapal selam yang resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alusista) Indonesia pada tahun 1981.

Kapal tersebut pergi menyusuri laut utara Bali saat Rabu (21/4/2021) pukul 03.46 WITA, di usianya yang menginjak kepala 4 bersama 53 kru kapal.

Ketika itu sea rider memonitor periskop dan lampu pengenal dari KRI Nanggala-402 yang perlahan mulai menyelam dan tak terlihat.

Padahal, periskop seharusnya tetap muncul.

KRI Nanggala-402 seharusnya juga meminta otorisasi penembakan, namun ketika dipanggil tak ada jawaban.

Sejak pukul 03.46 WITA, kru KRI Nanggala sama sekali tak memberi respon, dan hilang kontak.

Usai hilangnya KRI Nanggala-402 sejumlah kapal selam dikerahkan untuk melakukan pencarian.

International Submarine Escape and Rescue Leaison Office (ISMERLO), sebuah organisasi koordinasi internasional untuk operasi pencarian dan penyelamatan kapal selam juga ikut melakukan pencarian.

Namun, usai 72 jam berlalu KRI Nanggala-402 dinyatakan subsunk atau tenggelam pada Sabtu 24 April 2021 pukul 17.00 WITA.

Setelah berbagai upaya pencarian dilakukan, Minggu (25/4/2021), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai menyatakan bahwa semua awak kapal gugur.

Baca juga: Dua Pekan Sintang Kalbar Terendam Banjir, Ini Penyebab dan Dampaknya

4. Banjir Sintang

Bencana banjir merendam Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) pada bulan November lalu.

Banjir yang terjadi di kabupaten Sintang ini berlangsung cukup lama, yakni terjadi selama hampir satu bulan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) Yosepha Hasnah mengungkapkan, banjir yang terjadi merupakan terbesar dan terlama sejak 1963 atau 58 tahun yang lalu.

Mengutip Kompas.com, 24 November 2021, banjir yang terjadi di Sintang pada puncaknya mengakibatkan 17.496 kepala keluarga mengungsi.

Banjir ini juga mengakibatkan 2 orang meninggal dan 21.000 rumah terendam.

Baca juga: Danau hingga Pulau, Ini 3 Fenomena Alam yang Muncul Setelah Siklon Tropis Seroja

5. Siklon Tropis Seroja

Siklon Tropis Seroja menerjang sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada awal April lalu.

Siklon tersebut menyebabkan bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah seperti di Flores Timur, Lembata, Kupang, Malaka Tengah dan Ngada.

Dikutip dari Kompas.com, 5 April 2021, badai tersebut menghantam Kupang sejak Minggu 4 April 2021 sekitra pukul 24.00 WITA.

Akibat peristiwa tersebut, bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor muncul dan menyebabkan sejumlah korban jiwa di wilayah NTT.

Salah satunya adalah di wilayah Flores Timur di mana banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan setidaknya 44 orang meninggal dunia.

Sementara itu, mengutip dari Kompas.com, 1 Mei 2021, akibat adanya Siklon Tropis Seroja ini hingga akhir April 2021, setidaknya masih ada sebanyak 84.876 jiwa yang mengungsi di 63 titik pengungsian.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Ini Penjelasan PVMBG

6. Erupsi Gunung Semeru

Awal Desember ini tepatnya pada Sabtu (4/12/2021), Gunung Semeru mengalami erupsi pada pukul 13.30 WIB.

Mengutip dari Kompas.com, 4 Desember 2021, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan, erupsi yang terjadi berupa awan panas guguran yang diawali dengan kejadian laharan.

Adapun guguran awan panas mengarah ke daerah Besuk Kobokan.

Akibat peristiwa ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Sabtu (11/12/2021) mencatat setidaknya 46 orang meninggal akibat erupsi Gunung Semeru.

Selain itu, sembilan jiwa masih dinyatakan hilang, 18 jiwa luka berat, dan 11 luka ringan.

Total jumlah warga yang mengungsi mencapai 9.118 orang.

Baca juga: Update Gempa NTT dan Dampak Kerusakannya

7. Gempa NTT M 7,4

Gempa magnitudo 7,4 mengguncang Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara timur pada Selasa (14/12/2021).

BMKG sempat mengeluarkan peringatan potensi tsunami pada gempa yang terjadi pada pukul 11.20 Wita tersebut.

Adapun lokasi gempa bumi berada pada 7,59 derajat lintang selatan dan 122,26 derajat bujur timur.

Gempa bumi berpusat pada 112 kilometer arah barat laut Larantuka, Kabupaten Flores Timur dengan kedalaman 12 kilometer.

Mengutip Kompas.com, 17 Desember 2021, BNPB mencatat sebanyak 5.064 warga mengungsi dan 736 rumah rusak akibat gempa yang terjadi.

Adapun pengungsi tersebar di dua kabupaten, yakni di Sikka, NTT dan sisanya di Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan.

Sumber: (Kompas.com/Rahel Narda Chaterine, Mela Arnani, Hendra Cipta, Rosy Dewi Arianti Saptoyo, Achmad Nasrudin Yahya | Editor Icha Rastika, Rizal Setyo Nugroho, Rachmawati, Teuku Muhammad Valdy Arief, Inggried Dwi Wedhaswary)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com