Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Selamat Jalan Mbah Minto, Penguat Imun di Masa Pandemi

Kompas.com - 27/12/2021, 13:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEHADIRANNYA begitu mengundang gelak tawa. Kejenakaanya tidak dibuat-buat, membuat kita teringat dengan kelucuan mendiang eyang putri kita. Di saat kepergiannya, kita begitu kehilangan dan sangat merindukan celetukan-celetukan renyahnya. Nenek gaul yang video-video kocaknya "berseliweran" di berbagai grup whatsapp, kini telah tiada. Mbah Minto wafat di usia 85 tahun pada Rabu (22/12/2021) malam.

Sosok Minto Suwito Siyam sebelumnya bukanlah siapa-siapa. Namun berkat penemuan Ucup Klaten, semuanya menjadi “berbeda”. Ajakan untuk tidak pulang kampung yang disuarakan Mbah Minto melalui Youtube di saat pandemi Covid-19 sedang merebak ganas di Maret 2020, begitu efektif menjadi pesan kampanye pencegahan penularan Covid-19.

Baca juga: Mengenang Mbah Minto, Tetap Berkarya meski Usia Telah Senja

Dengan parodi jenakanya, Mbah Minto melarang cucunya untuk pulang kampung karena ancaman wabah tetapi jangan lupakan kiriman tunjangan hari raya saja yang “mampir” ke kampung. Tidak ayal, video ini langsung viral mengingat inilah gaya kampanye yang genuine yang disukai publik.

Video Mbah Minto soal ajakan tidak kembali ke kampung begitu berhasil menggugah kesadaran warga di perantauan untuk patuh pada larangan pemerintah. Sementara juru bicara Satgas Covid-19 dan juru bicara Kementerian Kesehatan belum maksimal dan optimal mengkampanyekan bahayanya wabah, gaya komunikasi Mbak Minto dan Ucup Klaten begitu sederhana dan ternyata berhasil.

Akibatnya, mulai dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, istri Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) ketika itu, Nyonya Hetty Andika Perkasa, serta Bupati Klaten Sri Mulyani bahkan Presiden Joko Widodo juga “memanfaatkan” keviralan Mbah Minto untuk pesan-pesan positif pencegahan penularan Covid-19.

Harus diakui, mengemas pesan-pesan kampanye yang bernarasi singkat, padat dan “mengena” sangat sulit untuk durasi video singkat. Mbah Minto dan Ucup Klaten berhasil mengatasi kendala itu. Medium linimasa Youtube menjadi saluran komunikasi penyebaran bahaya wabah.

Mbah Minto komunitor ulung

Jika di awal konten-konten yang dibuat Ucup Klaten dengan Mbah Minto masih menyuarakan idealisme namun di konten-konten selanjutnya sarat dengan pesan sponsor. Tidak ada yang salah dari hal tersebut karena esensi bermedia sosial selain menarik atensi publik juga mendiseminasi pesan-pesan non-komersial maupun yang komersial.

Kelebihan dari video-video Mbah Minto adalah mengungkap gayengan masa kini dan hidup keseharian dengan kemasan kisah jenaka. Unsur komersial pun menjadi samar dan yang ada adalah kelucuan Mbah Minto dan Ucup.

Saat mempromosikan salah satu perguruan tinggi swasta di salah satu videonya, Ucup berhasil “menggiring” Mbah Minto dengan mengucap syarat menjadi calon suami yang ideal. Di antaranya harus fasih berbahasa Arab dan mengajarkan kepada calon istrinya agar nantinya saat ribut dalam rumah tangga, para tetangga yang mendengarnya mengira sedang berdoa karena diucuapkan dalam bahasa Arab.

Baca juga: Mbah Minto Klaten Meninggal Dunia, Ini Video Pertama dan Terakhirnya

Dengan 190 video yang dibintangi mendiang Mbah Minto selama ini menunjukkan peran yang dimainkan Mbah Minto sangat disuka dan dinanti para penikmat channel “Dagelan Jowo” di Youtube.

Tidak heran jika peran Mbah Minto kerap diajak collabs dengan youtuber-youtuber lainnya karena dianggap mampu mendulang like dan subscribe di setiap tayangan videonya. Dalam kolaborasinya dengan polisi jenaka Pak Bhabin, edukasi penyalahgunaan narkoba dari Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk warga desa dikemas dengan apik tanpa melupakan keluguannya sebagai warga desa.

Keberhasilan pesan-pesan yang disampaikan Mbah Minto memang tidak terlepas dari “polesan” Ucup Klaten, tetapi pemilihannya terhadap sosok Mbah Minto juga sebuah anomali. Keanehan memilih bintang yang berusia 84 tahun ketika awal muncul adalah sebuah tantangan tersendiri.

Sebagai komunikator yang berhasil, Mbah Minto menjungkirbalikkan pakem-pakem dalam ilmu komunikasi. Kecakapan Mbah Minto sebagai komunikator tidak diukur dari sisi usia, paras wajah atau tingkat intelektualitasnya tetapi dari “kesederhanaan” pemilihan tema video serta narasi-marasi sederhana yang dibangun oleh Ucup Klaten.

Dalam hal sikap komunikator, Mbah Minto dengan gaya lucunya mampu mengirim pesan-pesan tanpa terkesan menggurui atau sok tahu. Justru seruan Mbah Minto terkadang satir dan lugu.

Pengetahuan Mbah Minto sebagai komunikator lebih di-driven oleh Ucup Klaten tetapi saat tayangan videonya muncul justru terkesan alami. Artinya, Mbah Minto adalah tipe pembelajar yang cepat menerima arahan dan menyerap informasi yang akan disampaikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com