Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Selamat Jalan Mbah Minto, Penguat Imun di Masa Pandemi

Sosok Minto Suwito Siyam sebelumnya bukanlah siapa-siapa. Namun berkat penemuan Ucup Klaten, semuanya menjadi “berbeda”. Ajakan untuk tidak pulang kampung yang disuarakan Mbah Minto melalui Youtube di saat pandemi Covid-19 sedang merebak ganas di Maret 2020, begitu efektif menjadi pesan kampanye pencegahan penularan Covid-19.

Dengan parodi jenakanya, Mbah Minto melarang cucunya untuk pulang kampung karena ancaman wabah tetapi jangan lupakan kiriman tunjangan hari raya saja yang “mampir” ke kampung. Tidak ayal, video ini langsung viral mengingat inilah gaya kampanye yang genuine yang disukai publik.

Video Mbah Minto soal ajakan tidak kembali ke kampung begitu berhasil menggugah kesadaran warga di perantauan untuk patuh pada larangan pemerintah. Sementara juru bicara Satgas Covid-19 dan juru bicara Kementerian Kesehatan belum maksimal dan optimal mengkampanyekan bahayanya wabah, gaya komunikasi Mbak Minto dan Ucup Klaten begitu sederhana dan ternyata berhasil.

Akibatnya, mulai dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, istri Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) ketika itu, Nyonya Hetty Andika Perkasa, serta Bupati Klaten Sri Mulyani bahkan Presiden Joko Widodo juga “memanfaatkan” keviralan Mbah Minto untuk pesan-pesan positif pencegahan penularan Covid-19.

Harus diakui, mengemas pesan-pesan kampanye yang bernarasi singkat, padat dan “mengena” sangat sulit untuk durasi video singkat. Mbah Minto dan Ucup Klaten berhasil mengatasi kendala itu. Medium linimasa Youtube menjadi saluran komunikasi penyebaran bahaya wabah.

Mbah Minto komunitor ulung

Jika di awal konten-konten yang dibuat Ucup Klaten dengan Mbah Minto masih menyuarakan idealisme namun di konten-konten selanjutnya sarat dengan pesan sponsor. Tidak ada yang salah dari hal tersebut karena esensi bermedia sosial selain menarik atensi publik juga mendiseminasi pesan-pesan non-komersial maupun yang komersial.

Kelebihan dari video-video Mbah Minto adalah mengungkap gayengan masa kini dan hidup keseharian dengan kemasan kisah jenaka. Unsur komersial pun menjadi samar dan yang ada adalah kelucuan Mbah Minto dan Ucup.

Saat mempromosikan salah satu perguruan tinggi swasta di salah satu videonya, Ucup berhasil “menggiring” Mbah Minto dengan mengucap syarat menjadi calon suami yang ideal. Di antaranya harus fasih berbahasa Arab dan mengajarkan kepada calon istrinya agar nantinya saat ribut dalam rumah tangga, para tetangga yang mendengarnya mengira sedang berdoa karena diucuapkan dalam bahasa Arab.

Dengan 190 video yang dibintangi mendiang Mbah Minto selama ini menunjukkan peran yang dimainkan Mbah Minto sangat disuka dan dinanti para penikmat channel “Dagelan Jowo” di Youtube.

Tidak heran jika peran Mbah Minto kerap diajak collabs dengan youtuber-youtuber lainnya karena dianggap mampu mendulang like dan subscribe di setiap tayangan videonya. Dalam kolaborasinya dengan polisi jenaka Pak Bhabin, edukasi penyalahgunaan narkoba dari Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk warga desa dikemas dengan apik tanpa melupakan keluguannya sebagai warga desa.

Keberhasilan pesan-pesan yang disampaikan Mbah Minto memang tidak terlepas dari “polesan” Ucup Klaten, tetapi pemilihannya terhadap sosok Mbah Minto juga sebuah anomali. Keanehan memilih bintang yang berusia 84 tahun ketika awal muncul adalah sebuah tantangan tersendiri.

Sebagai komunikator yang berhasil, Mbah Minto menjungkirbalikkan pakem-pakem dalam ilmu komunikasi. Kecakapan Mbah Minto sebagai komunikator tidak diukur dari sisi usia, paras wajah atau tingkat intelektualitasnya tetapi dari “kesederhanaan” pemilihan tema video serta narasi-marasi sederhana yang dibangun oleh Ucup Klaten.

Dalam hal sikap komunikator, Mbah Minto dengan gaya lucunya mampu mengirim pesan-pesan tanpa terkesan menggurui atau sok tahu. Justru seruan Mbah Minto terkadang satir dan lugu.

Pengetahuan Mbah Minto sebagai komunikator lebih di-driven oleh Ucup Klaten tetapi saat tayangan videonya muncul justru terkesan alami. Artinya, Mbah Minto adalah tipe pembelajar yang cepat menerima arahan dan menyerap informasi yang akan disampaikan.

Dalam sistem sosial, sebagai komunikator Mbah Minto adalah representasi orang “sepuh” yang harus didengar dan dipatuhi. Dengan setting pedesaan yang asri, kehadiran Mbah Minto dalam setiap video menunjukkan patron yang harus “digugu” dan “ditiru”.

Kendala fisik yang mulai renta dan kemampuan indera Mbah Minto yang semakin berkurang, tidak menyurutkan Mbah Minto untuk akting dengan sempurna. Kesabaran Ucup untuk melatih Mbah minto mengucapkan kata perawatan yang terus salah disebut keperawatan tidak mengurangi maksud yang akan disampaikannya. Justru kata-kata yang “terpeleset” menjadi salah satu kekuatan komunikasi Mbah Minto.

Pemilihan rute penerbangan ke kota-kota kabupaten, sebaiknya juga diikuti dengan petunjuk melalui audio dan simulasi yang berpijak pada budaya dan level pengetahuan penumpang berasal. Tidak bisa tentunya menyamaratakan model petunjuk keselamatan penerbangan untuk penerbangan domestik ke kota besar dengan tujuan domestik ke kota-kota kabupaten.

Kekurangberhasilan proyek perluasan cetak sawah atau food estate di beberapa daerah bisa jadi karena minimnya pelibatan komunikator lokal seperti Mbah Minto sehingga komunikan menganggap proyek nasional itu dari Pusat. Bukan untuk mereka. Bintang-bintang lokal baik yang sudah ada ataupun perlu pencarian bakat seperti yang dilakukan Ucup Klaten, menjadi faktor penentu keberhasilan setiap program kampanye.

Gagapnya Satgas Covid-19 dalam hal manajemen komunikasi saat awal dimulainya vaksinasi, bisa juga karena kurang terakomodasinya gaya komunikasi ala Mbah Minto. Dengan biaya produksi yang relatif murah, sosok Mbah Minto menjadi magnet keberhasilan penyampaian pesan-pesan kampanye.

Walau berbalut muatan iklan, di edisi video minta divaksin seperti Presiden Jokowi yang diposting awal 2021, pesan-pesan untuk keberhasilan program vaksinasi ala Mbah Minto sukses digaungkan. Demikian juga ajakan untuk menggunakan masker, Mbah Minto telah berhasil mentransformasi penggunaan masker ala kadarnya dengan masker yang sesuai dengan protokol kesehatan. Video yang disponsori Kementerian Komunikasi & Informasi diposting awal Maret 2021.

Transformasi Mbah Minto

Kesuksesan Mbah Minto di jagat Youtube setidaknya memberi pesan, publik memang haus dengan hiburan yang lucu dan tidak membuat pusing kepala. Video Mbah Minto edisi “Ga Usah Mudik Sing Penting Duit’e Muleh” diunggah 23 April 2020, hingga kini tetal ditonton lebih dari 3.476.195 kali di Youtube.

Pakem iklan yang sukses adalah menghadirkan model cantik, seksi dan terkenal, juga dibalikkan oleh Mbah Minto. Justru mendiang yang asal Dusun Selorejo, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten menunjukkan hal yang kontras. Jika dulu Mbah Minto harus kerja serabutan dan menjadi pemijat, berkat video-video yang dibintangi membuat kehidupan Mbah Minto berangsur membaik.

Tidak hanya sukses dalam hal tontonan, Mbah Minto bersama Ucup juga menghadirkan tuntunan akan hormat dan sopan kepada sosok orang tua. Petuah-petuah Mbah Minto kerap pula membikin remaja menjadi “baper”.

Mbah Minto dan Ucup juga berhasil membanggakan nama Klaten di blantika nasional. Mereka berdua telah menjelma menjadi ikon Kabupaten Klaten.

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati mewariskan gading, dan Mbah Minto wafat meninggalkan tawa dan kenangan.

Sugeng thindak Mbah Minto.......terima kasih telah membuat imun kami semakin kuat dan kami selalu tersenyum melihat lagakmu di saat pandemi mulai merebak hingga mulai mereda seperti sekarang ini.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/27/134409765/selamat-jalan-mbah-minto-penguat-imun-di-masa-pandemi

Terkini Lainnya

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke