Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil 4 Bakal Calon Ketua Umum PBNU

Kompas.com - 21/12/2021, 14:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) akan berlangsung pada 22-23 Desember 2021 di Lampung.

Sedianya, penyelenggaraan Muktamar ke-34 tersebut digelar pada 23-25 Desember 2021.

Perubahan jadwal itu menyusul surat dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor B 640/KA.BNPB/PD.01.02/12/2021 tentang Rekomendasi Penyelenggaraan Kegiatan.

Baca juga: Said Aqil Siradj Nyatakan Maju Kembali sebagai Calon Ketua Umum PBNU

Bursa Ketua Umum PBNU

Menjelang Muktamar NU, kontestasi disebut-sebut mengerucut kepada dua tokoh yang memiliki basis pendukung kuat.

Keduanya yakni KH Said Aqil Siroj yang masih menjabat Ketum PBNU dan KH Yahya Cholil Staquf yang adalah Katib Aam PBNU.

Kendati demikian, berbagai wacana dilontarkan di ruang publik mengenai calon-calon alternatif, termasuk KH Marzuki Mustamar dari Jawa Timur hingga Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, yang saat ini menjabat Mustasyar PBNU.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hanief Saha Ghafur mengatakan, ada empat nama bakal calon Ketua Umum PBNU.

Keempatnya adalah KH Prof Dr KH Said Aqil Siradj, KH Dr As'ad Said Ali, KH Yahya Cholil Staquf, dan KH Marzuki Mustamar.

Berikut profilnya...

Baca juga: Soal Calon Ketum PBNU, Cak Imin: Said Aqil dan Yahya Cholil Staquf Kader Terbaik

 

KH Said Aqil Siradj

Ketua PBNU Said Aqil Siroj di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabatu (9/10/2021).KOMPAS/HERU SRI SUKMORO Ketua PBNU Said Aqil Siroj di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabatu (9/10/2021).

Pria kelahiran Cirebon, 3 Juli 1953 ini merupakan Ketua Umum PBNU dua periode dari 2010 hingga 2021.

Tercatat, Kiai Said pernah menimba ilmu di sejumlah pondok pesantren, seperti Hidayatul Mubtadi'en Lirboyo dan Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta.

Selepas dari pesantren, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas King Abdul Aziz Arab Saudi di bidang Ushuluddin pada 1980-1982.

Kemudian, ia melanjutkan studi masternya di Universitas Ummul al-Qura, Mekkah jurusan Perbandingan agama pada 1982-1987. Masih di jurusan dan universitas yang sama, Saiq meraih gelar doktoral pada 1987-1994.

Setelah Gus Dur terpilih sebagai presiden pada tahun 1999, Kiai Saiq menjadi anggota MPR Fraksi Utusan Golongan dari NU hingga 2004, menggantikan posisi Gus Dur.

Selain itu, Kiai Saiq juga menjadi dosen Pascasarjana di UIN Jakarta, dosen pascasarjana di Unisma Malang dan dosen pascasarjana kajian timur tengah Universitas Indonesia Jakarta.

Ia mulai bergabung di kepengurusan PBNU pada 1994 di bawah Ketua Umum Gus Dur sebagai wakil katib 'am.

Baca juga: KSAD Dudung Bertemu Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Ada Apa?

 

KH Yahya Cholil Staquf

Saifullah Yusuf atau Gus Ipul (kanan) mendampingi Katib 'Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam pertemuan 27 PWNU se-Indonesia di sebuah hotel di Jakarta, Sabtu (20/11/2021).Handout Saifullah Yusuf atau Gus Ipul (kanan) mendampingi Katib 'Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam pertemuan 27 PWNU se-Indonesia di sebuah hotel di Jakarta, Sabtu (20/11/2021).

Pria yang akrab disapa Gus Yahya ini merupakan kelahiran Rembang, 16 Februari 1966. Ia saat ini menjabat sebagai Katiba Aam PBNU.

Gus Yahya merupakan kakak dari Menteri Agama saat ini, Yaqut Cholil Quomas.

Di era Presiden Gus Dur, Gus Yahya dipercaya menjadi juru bicara. Pada 2018, ia juga diangkat menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) oleh Presiden Joko Widodo.

Dalam pencalonan Ketua Umum PBNU tahun ini, Gus Yahya mendapat dukungan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.

Bahkan, sebanyak 42 pengurus cabang NU di Jawa Timur solid mendukung Gus Yahya.

Baca juga: PWNU Jatim Dukung Yahya Cholil Staquf Jadi Calon Ketum PBNU

KH Dr As'ad Said Ali

KH As'ad Said Ali

nu.or.id KH As'ad Said Ali

Kiai As'ad pernah menjabat sebagai Wakil Ketua PBNU periode 2010-2015 dan Wakil Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) 2000-2011.

Di NU, Kiai As'ad banyak melakukan kaderisasi di level bawah dengan mendirikan Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU).

Alumni PKPNU tercatat sudah banyak tersebar di seluruh penjuru negeri.

Baca juga: Asad Said Siap Terima Apapun Putusan Jokowi

KH Marzuki Mustamar

Ketua PWNU Jawa Timur, Marzuki Mustamar tidak rela dunia akhirat bendera NU dipakai Sandiaga Uno kampanye pilpres di Lumajang. KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN Ketua PWNU Jawa Timur, Marzuki Mustamar tidak rela dunia akhirat bendera NU dipakai Sandiaga Uno kampanye pilpres di Lumajang.

Pria kelahiran Blitar, 22 September 1966 ini menjadi nama terakhir yang muncul sebagai bakal calon Ketua Umum PBNU.

Melansir laman resmi PWNU Jatim, Kiai Marzuki pernah pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Bahasa Arab Universitas Islam Malang.

Ia juga pernah menjadi Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Kota Malang.

Selain menjadi dosen di UIN Malang, Kiai Marzuki saat ini menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur.

Meski masuk dalam bakal calon Ketum PBNU, Kiai Marzuki dan PWNU Jawa Timur telah memberikan dukungannya kepada Gus Yahya.

Baca juga: Survei: Said Aqil di Urutan Ketiga Calon Ketum PBNU, Disalip Marzuki Mustamar

 

Proses pemilihan

Hanief menuturkan, proses pemilihan Ketua Umum akan diawali dengan penetapan dua tata terbi, yaitu tata tertib muktamar dan tata tertib pemilihan ketua umum tanfidziyah, serta tata tertib pemilihan ketua umum.

"Bila tatib ini sudah ketuk palu dan berlaku, maka muktamirin diminta melakukan Pemilihan tahap awal (penjaringan)," kata dia kepada Kompas.com, Senin (20/12/2021).

"Setelah penjaringan dilakukan, kandidat diperkenalkan kepada muktamirin. Lalu kandidat (bakal calon) ditetapkan oleh pimpinan sidang menjadi calon," sambungnya.

Ia menuturkan, proses pemilihan calon ketua umum akan dilakukan pada Kamis (23/12/2021) malam jika tidak ada perubahan.

(Sumber: Kompas.com/Mela Arnani, Nicholas Ryan Aditya | Editor: Sari Hardiyanto, Icha Rastika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com