Selanjutnya pada pukul 15.42 WIB luncuran awan panas muncul sejauh 4,5 km dari puncak di mana kejadian awan panas terekam di di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 400 detik.
Adapun kegempaan yang muncul didominasi oleh gempa letusan, hembusan dan guguran.
Gempa guguran menurutnya meningkat tiga hari terakhir sebanyak 15-73 kejadian per hari dari rata-rata 8 kejadian per hari sejak 1 Desember 2021.
“Gempa vulkanik dalam dan tremor harmonik terjadi dalam jumlah yang tidak signifikan,” jelasnya.
Baca juga: Operasi Pencarian Korban Erupsi Gunung Semeru Ditutup
Rekomendasi Badan Geologi ESDM
Selanjutnya, dengan adanya kenaikan level ini ejumlah imbauan untuk wisatawan, masyarakat maupun pengunjung di antaranya:
- Mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,
- Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
- Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)
- Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
- Masyarakat diimbau tidak terpancing oleh berita yang tidak bertanggung jawab terkait aktivitas Gunung Semeru.
- Serta diimbau mengikuti arahan instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi Lagi, Relawan dan Warga Diminta Jauhi Radius 5 KM dari Bukaan Kawah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.