Sedikitnya ada 4.713 kasus yang dikonfirmasi dari varian Omicron. Lebih dari 44 persen kasus di London disebabkan oleh Omicron.
Mutasi baru dari virus corona ini diprediksi akan menjadi varian dominan di kota ini.
Berbagai macam studi dan data menunjukkan, varian Omicron lebih menular dibanding varian lainnya. Ini terbukti dari kasus yang berlipat ganda di Inggris dalam beberapa hari.
Untuk itu, Indonesia perlu mewaspadai adanya gelombang ketiga Covid-19, terutama saat berlangsung libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Keberadaan Omicron dan pelonggaran aktivitas dan mobilitas masyarakat berpotensi menyebabkan lonjakan kasus seperti pada musim liburan sebelumnya.
Sejumlah ahli memprediksi, jika tak hati-hati gelombang ketiga pandemi bisa terjadi.
Diperkirakan gelombang ketiga akan terjadi antara bulan Desember 2021 hingga Januari 2022.
Untuk itu, pemerintah sempat berencana menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3 (PPKM Level 3) di seluruh Indonesia selama libur Nataru pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.
Kebijakan ini diniatkan guna mengantisipasi agar gelombang ketiga pandemi di negeri ini tak terjadi.
Namun rencana menerapkan PPKM level 3 batal dilaksanakan. Alasannya, Indonesia sejauh ini berhasil menekan angka kasus Covid-19 harian dengan stabil di bawah 400 kasus.
Selain itu, capaian vaksinasi dosis pertama di Jawa-Bali sudah mencapai 76 persen dan dosis kedua yang mendekati 56 persen.
Pemerintah berdalih, meski PPKM level 3 dibatalkan, akan ada regulasi lain yang mengatur soal pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat guna menekan angka penyebaran dan penularan.
Pemerintah akan melarang semua jenis perayaan Tahun Baru di hotel, pusat perbelanjaan, mal, tempat wisata, dan tempat keramaian umum lainnya.
Sementara, untuk operasional pusat perbelanjaan, restoran, bioskop, dan tempat wisata hanya diizinkan dengan kapasitas maksimal 75 persen dengan kategori hijau di aplikasi Peduli Lindungi.
Selain varian baru virus corona dan pelonggaran aktifitas dan mobilitas masyarakat, lonjakan pandemi juga bisa terjadi jika para pengambil kebijakan di pusat dan daerah lengah.