Cara ini dilakukan dengan menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
2. Menutup
Cara ini dilakukan dengan menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan sejenisnya.
3. Mengubur
Mengubur atau memanfaatkan kembali barang bekas, seperti ban, kaleng, batok kelapa, botol, gelas air mineral, dan benda-benda yang memiliki potensi menjadi sarang nyamuk.
Baca juga: Alasan Nyamuk Berdengung di Telinga Manusia
Selain melakukan gerakan 3M, masyarakat juga bisa melakukan cara-cara tambahan untuk mencegah nyamuk bersarang di sekitar rumah, yaitu:
1. Menaburkan bubuk larvasida pada penampungan air yang sulit dibersihkan
Bubuk larvasida berkhasiat untuk membunuh entik-jentik nyamuk. Di Indonesia, bubuk larvasiada biasanya dijual dengan merek Abate.
Abate merupakan obat antilarva yang mengandung temefos dan biasanya berbentuk pasir berwarna cokelat muda atau keabu-abuan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), temephos adalah bahan kimia yang berupa insektisida fosfat organik nonsistemik.
Penggunaan temefos tidak mencemari lingkungan dan sudah dijamin keamanannya bagi manusia maupun hewan di sekitarnya.
2. Menanam tanaman pengusir nyamuk
Tanaman pengusir nyamuk ini bekerja dengan memblokir indera penciuman nyamuk lewat wewangian yang mereka keluarkan, sehingga nyamuk sulit mendarat di kulit manusia, apalagi menghisap darah kita.
Tanaman yang bisa mengusir nyamuk antara lain bunga lavender, daun sereh, basil, catnip. thyme, peppermint, cengkeh dah sejenisnya.
3. Menggunakan kelambu saat tidur dan menggunakan anti nyamuk
Langkah ini perlu dilakukan untuk mencegah nyamuk DBD masuk ke dalam rumah. Kita bisa memasang kasa pada setiap lubang ventilasi dan jendela.
Kasa nyamuk ada berbagai macam, ada yang terbuat dari kawat, magnet, bahkan sampai jaring-jaring rapat yang tipis namun kuat menghalau masuknya nyamuk dari luar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.