KOMPAS.com - Musim hujan yang sedang melanda wilayah Indonesia menjadi momen emas bagi nyamuk untuk berkembang biak.
Di musim hujan, nyamuk semakin mudah menemukan genangan air yang menjadi tempat ideal bagi mereka untuk bertelur dan memperbanyak populasinya.
Hal ini perlu diwaspadai, karena nyamuk adalah serangga pembawa beragam penyakit mematikan, salah satunya demam berdarah.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan rumah dan menjaga agar nyamuk tidak menemukan tempat untuk berkembang biak.
Daftar tempat yang jadi sarang nyamuk saat musim hujan
Mengutip laman Kementerian Kesehatan, ada beberapa tempat di rumah yang dapat menjadi lokasi ideal bagi nyamuk untuk bersarang saat musim hujan.
Tempat-tempat yang rawan menjadi sarang nyamuk, misalnya:
Tempat-tempat tersebut sangat berpotensi menjadi sarang nyamuk, sehingga masyarakat diimbau jangan sampai membiarkan air tergenang di tempat-tempat itu.
Bak kamar mandi dan toilet atau tempat penampungan air juga harus sering dikuras, agar tidak menjadi tempat bersarang jentik nyamuk.
Untuk diketahui, seekor jentik betina dalam 12–14 hari akan berubah jadi nyamuk dewasa.
Seekor nyamuk betina dewasa dalam sekali bertelur dapat menghasilkan 100-150 butir telur, sedangkan dalam sebulan nyamuk bisa bertelur kurang lebih empat kali.
Jadi dalam sebulan nyamuk bisa bertelur antara 400 sampai 600 telur.
Oleh karena itu, penting untuk mencegah perabot rumah berubah menjadi sarang nyamuk.
Cara mencegah nyamuk bersarang
Diberitakan Kompas.com, 5 Februari 2020, Kemenkes telah mengampanyekan gerakan 3M untuk mencegah penyebaran nyamuk.
Gerakan 3M terdiri dari menguras, menutup dan mengubur. Berikut penjelasannya:
1. Menguras
Cara ini dilakukan dengan menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
2. Menutup
Cara ini dilakukan dengan menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan sejenisnya.
3. Mengubur
Mengubur atau memanfaatkan kembali barang bekas, seperti ban, kaleng, batok kelapa, botol, gelas air mineral, dan benda-benda yang memiliki potensi menjadi sarang nyamuk.
Cara tambahan
Selain melakukan gerakan 3M, masyarakat juga bisa melakukan cara-cara tambahan untuk mencegah nyamuk bersarang di sekitar rumah, yaitu:
1. Menaburkan bubuk larvasida pada penampungan air yang sulit dibersihkan
Bubuk larvasida berkhasiat untuk membunuh entik-jentik nyamuk. Di Indonesia, bubuk larvasiada biasanya dijual dengan merek Abate.
Abate merupakan obat antilarva yang mengandung temefos dan biasanya berbentuk pasir berwarna cokelat muda atau keabu-abuan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), temephos adalah bahan kimia yang berupa insektisida fosfat organik nonsistemik.
Penggunaan temefos tidak mencemari lingkungan dan sudah dijamin keamanannya bagi manusia maupun hewan di sekitarnya.
2. Menanam tanaman pengusir nyamuk
Tanaman pengusir nyamuk ini bekerja dengan memblokir indera penciuman nyamuk lewat wewangian yang mereka keluarkan, sehingga nyamuk sulit mendarat di kulit manusia, apalagi menghisap darah kita.
Tanaman yang bisa mengusir nyamuk antara lain bunga lavender, daun sereh, basil, catnip. thyme, peppermint, cengkeh dah sejenisnya.
3. Menggunakan kelambu saat tidur dan menggunakan anti nyamuk
Langkah ini perlu dilakukan untuk mencegah nyamuk DBD masuk ke dalam rumah. Kita bisa memasang kasa pada setiap lubang ventilasi dan jendela.
Kasa nyamuk ada berbagai macam, ada yang terbuat dari kawat, magnet, bahkan sampai jaring-jaring rapat yang tipis namun kuat menghalau masuknya nyamuk dari luar.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/01/110000665/ini-tempat-tempat-yang-rawan-jadi-sarang-nyamuk-saat-musim-hujan