Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Banyak ion terlarut digunakan oleh organisme di laut dan dikeluarkan dari air, dan lainnya tidak dihilangkan membuat konsentrasinya meningkat seiring waktu.
Survei Geologi AS (USGS) mencantumkan sumber salinitas laut lainnya adalah ventilasi hidrotermal di dasar laut dan letusan gunung berapi bawah laut.
Air laut merembes ke celah-celah di dasar laut dan dipanaskan oleh magma dari inti bumi. Panas menyebabkan serangkaian reaksi kimia. Air cenderung kehilangan oksigen, magnesium, dan sulfat, serta mengambil logam seperti besi, seng, dan tembaga dari batuan sekitarnya.
Air panas dilepaskan melalui ventilasi di dasar laut, membawa logam.
Beberapa garam laut berasal dari letusan gunung berapi bawah laut, yang secara langsung melepaskan mineral ke laut.
Kubah garam juga berkontribusi pada rasa asin air laut. Kubah-kubah berupa endapan garam besar yang terbentuk selama rentang waktu geologis, ditemukan di bawah tanah dan bawah laut di seluruh dunia. Umumnya, di sepanjang landas kontinen di barat laut Teluk Meksiko.
Dua ion yang paling umum dalam air laut adalah klorida dan natrium, yang membentuk sekitar 85 persen dari semua ion terlarut di lautan.
Adapun magnesium dan sulfat membentuk 10 persen dari totalnya. Untuk ion lain ditemukan dalam konsentrasi yang sangat kecil.
Konsentrasi garam dalam air laut bervariasi dengan suhu, penguapan, dan curah hujan.
Salinitas umumnya rendah di khatulistiwa dan di kutub dan tinggi di pertengahan garis lintang.
Rata-rata salinitas sekitar 35 bagian per seribu atau sekitar 3,5 persen dari berat air luat berasal dari garam terlarut.
Para ahli menyatakan, belum diketahui secara jelas berapa banyak sperma yang biasanya dikeluarkan oleh paus biru ketika kawin.
Ilmuwan satwa liar di Departemen Ilmu Biologi Universitas Macquarie di Australia Dr Vanessa Pirotta menyebutkan, angka 40 galon yang dalam unggahan tersebut belum terbukti secara ilmiah.
“Paus biru mamalia besar dan orang akan menganggap potensi produksi sperma meraka cukup besar,” ujar Pirotta.
Sementara itu, menurut Cetologist dari James Cook University Australia Dr Putu Liza Mustika, mengutip AFP, mengumpulkan sperma paus biru sulit dan dikarenakan habitatnya di laut, maka segala sesuatu mengenai hewan ini benar-benar didasarkan pada perkiraan.
Informasi yang menyebutkan bahwa air laut asin karena tercampur oleh sperma ikan paus biru saat kawin dapat dipastikan tidak benar.
Salinitas laut atau kadar garam dalam air laut berasal dari limpasan air di darat dan bukaan di dasar laut.
Selain itu, belum diketahui secara pasti soal banyaknya sperma yang dikeluarkan oleh paus biru dan sesuatu mengenai hewan ini benar-benar didasarkan pada perkiraan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.