Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gas Elpiji Akan Diganti DME, Apa Bedanya Buat Masak?

Kompas.com - 17/11/2021, 14:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mengganti penggunaan Liquified Petroleum Gas (Elpiji) ke Dimethyl Ether (DME) sebagai konsumsi gas masyarakat.

Nantinya masyarakata diharapkan bisa beralih dari gas Elpiji ke DME. 

Lalu, apa perbedaan DME dan gas Elpiji? 

Baca juga: Apa Itu DME yang Disebut Bakal Gantikan Gas Elpiji?

1. Sumber bahan

Melansir laman Kementerian ESDM, 12 Januari 2011, elpiji adalah gas hidrokarbon yang dicairkan dengan tekanan untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan penanganannya dengan komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10) atau campuran keduanya.

Untuk mempertahankan gas elpiji agar tetap cair pada suhu kamar, elpiji harus disimpan dalam tangki bertekanan (pressurized tank). Beberapa jenis proses yang dapat digunakan untuk mengolah gas bumi sehingga diperoleh produk LPG, antara lain proses absorpsi dan kriogenik.

Sementara, DME merupakan gas olahan dari batubara berkalori rendah.

Ahli ESDM yang pernah menjabat sebagai Plt. Inspektur Jenderal, Dr. Ir. Andy Noorsaman Sommeng, DEA., mengatakan, pada dasarnya DME dan elpiji memiliki karakteristik yang sama.

"Serupa, dipakai sebagai energi. Tak sama dari proses pembuatannya," kata Andy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/11/2021).

Andy menyebutkan, komponen DME sama dengan elpiji, yakni butana dan propana.

2. Penggunaan dan risiko

Kementerian ESDM melakukan uji terap pemakaian DME di wilayah Kota Palembang dan Muara Enim selama Desember 2019 hingga Januari 2020, dengan melibatkan 155 kepala keluarga.

Sebelumnya, uji terap DME 20 persen, 50 persen dan 100 persen dilakukan di Jakarta tepatnya di Kecamatan Marunda, kepada 100 kepala keluarga pada 2017.

Dari hasil uji terap menurut rumah tangga yang menggunakan DME, ini yang dirasakan:

  • Mudah dalam menyalakan kompor,
  • Stabilitas nyala api normal,
  • Mudah dalam pengendalian nyala api,
  • Warna nyala api biru,
  • Waktu memasak lebih lama dibandingkan Elpiji.
  • Waktu memasak lebih lama 1,1 sampai 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG.

Mengenai risiko, selama ini terjadi beberapa kasus kebakaran dan ledakan akibat tabung gas elpiji. Andy berpendapat bahwa risiko ini juga bisa saja terjadi pada penggunaan DME.

"Ya, itu sih sama saja. Selama ada bahan bakar, oksigen dan api. Tinggal bagaimana Safety Handling-nya saja," ujar Andy.

Baca juga: Mengenal Apa Itu DME, Calon Pengganti Elpiji

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com