KOMPAS.com - Cuaca panas dirasakan di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari belakangan ini.
Kondisi tersebut juga ramai diperbincang masyarakat, salah satunya di media sosial Twitter.
Berikut salah satu twit mengenai cuaca panas di Indonesia, yang mendapatkan retweet dan disukai ribuan akun lainnya.
Dis! Pandemi udah kalem, tapi ngerasa gak kalo cuaca jadi makin panas walau beberapa kali habis turun hujan????? pic.twitter.com/UhD4Qwus5r
— AREA JULID (@AREAJULID) October 14, 2021
Lalu apa penyebab suhu panas di Indonesia akhir-akhir ini, dan berlangsung sampai kapan?
Baca juga: Suhu Jogja dan Jateng Kian Panas, Ini Penjelasan BMKG
Kepala Bidang Diserminasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko membenarkan bahwa suhu tertinggi siang hari mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu di wilayah Indonesia pada 17 Oktober 2021, beberapa wilayah Indonesia terpantau suhunya mencapai 36 derajat.
“Suhu tertinggi tercatat di Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang dengan suhu 36,4 derajat celcius,” kata Hary, Senin (18/10/2021).
Berdasarkan data resmi, berikut daerah yang terpantau mengalami suhu di atas 35 derajat celcius pada 17-18 Oktober 2021:
Baca juga: BMKG Pantau Dua Siklon Tropis, Ini Dampaknya untuk Indonesia!
Hary menjelaskan, setidaknya suhu maksimum yang meningkat dapat disebabkan beberapa hal.
Salah satunya, pada Oktober, kedudukan semua gerak matahari tepat di atas Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, dalam perjalanannya menuju posisi 23 derajat lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.
Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi dua kali, yaitu di bulan September atau Oktober dan Februari atau Maret.
“Sehingga puncak suhu maksimum terasa di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi di seputar bulan-bulan tersebut,” papar Hary.
Cuaca cerah, lanjut dia, juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.
Kondisi lainnya berkaitan dengan adanya siklon tropis Kompasu di Laut China Selatan bagian utara, yang menarik massa udara dan pertumbuhan awan-awan hujan.
“(Siklon) menjauhi wilayah Indonesia sehingga cuaca di wilayah Jawa cenderung menjadi lebih cerah-berawan dalam beberapa hari terakhir,” tutur Hary.
Adapun monitoring harian mengenai suhu maksimum di Indonesia dapat diakses melalui http://web.meteo.bmkg.go.id/id/pengamatan/pengamatan-harian.
Baca juga: Penjelasan Resmi BMKG soal Potensi Tsunami 28 Meter di Pacitan
Hary menegaskan, tren cuaca panas ini akan mengalami penurunan sekitar bulan November-Desember.
Sedangkan untuk kondisi cuaca dan iklim saat ini, beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang akan mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan.
“Perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrim yang sering muncul pada periode peralihan musim ini, seperti hujan lebat, angin puting beliung, angin kencang meskipun periodenya singkat tapi sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi,” jelas Hary.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Isu Gelombang Panas di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.