Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Listrik Pertama Kali Ditemukan Secara Tidak Sengaja?

Kompas.com - 25/09/2021, 16:30 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Listrik kini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Banyak benda penunjang kehidupan dapat berfungsi setelah dialiri listrik.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Jumat (3/9/2021), menurut catatan para ilmuwan, listrik pertama kali ditemukan pada sekitar tahun 600 sebelum masehi (SM) oleh seorang cendekiawan asal Yunani yang bernama Thales.

Thales menemukan listrik setelah mengamati batu amber yang dapat menarik benda ringan di dekatnya setelah digosok dengan kain wol.

Saat itu Thales belum mengetahui bahwa fenomena yang dilihatnya adalah contoh listrik statis.

Penelitian terhadap listrik pada tahun 1700-an

Selanjutnya, listrik ditemukan kembali oleh ilmuwan asal Inggris yaitu William Gilbert, setelah meneruskan penelitian terhadap batu amber pada tahun 1733.

Baca juga: Sejarah Kekuasaan Versus Sejarah Kemanusiaan

Fenomena tertariknya benda ringan oleh batu amber yang telah digosokkan pada kain wol pun disebut electric. Penyebutan itu diambil dari bahasa Yunani, electron, yang berarti batu amber.

Sejak saat itu, penelitian Gilbert berfokus mengenai listrik dan magnet. Sampai selanjutnya muncul ilmuwan lain yang turut melakukan penelitian serupa.

Orang ketiga yang meneliti listrik adalah Charles du Fay. Ilmuwan asal Prancis ini melakukan penelitian terhadap listrik pada tahun 1739.

Berdasarkan hasil penelitian Charles du Fay inilah terbukti bahwa listrik terdiri dari muatan negatif dan positif.

Selanjutnya, Benjamin Franklin, salah satu peneliti listrik yang paling terkenal dari Amerika.

Franklin melakukan percobaan yang cukup unik pada tahun 1752. Dia menerbangkan kunci besi yang terikat pada layang-layang ke langit saat banyak petir.

Baca juga: 10 Gempa Terdahsyat di Dunia, Sejarah Mencatat 2 Terjadi di Indonesia

Petir pun menyambar kunci besi dan memercikkan api kecil. Percikan itupun mengenai punggung tangan Franklin. Franklin meyakini, percikan yang mengalir ke punggung tangannya adalah listrik.

Penelitian terhadap listrik pada tahun 1800-an

Pada periode 1800-an, para ilmuwan masih kesulitan untuk membuat sumber listrik. Pada periode ini, penelitian terhadap listrik dilanjutkan oleh seorang ilmuwan dari Italia bernama Alessandro Volta.

Dalam penelitian tersebut, Volta mencelupkan kertas ke dalam air garam, kemudian dia menempatkan zinc dan tembaga pada kedua ujung kertas.

Reaksi kimia yang terjadi pada uji coba itu ternyata mampu menghasilkan listrik. Penelitian inilah yang menjadi awal mula penemuan sel listrik.

Volta berhasil membuat baterai dengan menghubungkan lebih banyak sel listrik. Berkat penemuannya itu, nama Volta diabadikan menjadi satuan Volt yang berfungsi untuk mengukur perbedaan tegangan listrik.

Baca juga: Sejarah Amendemen UUD 1945 dari Masa ke Masa

Selanjutnya, Michael Faraday, ilmuwan asal Inggris yang juga melakukan penelitian tentang listrik pada tahun 1831. Faraday menemukan bahwa listrik bisa dibuat dengan mengalirkan magnet di dekat kawat tembaga.

Penemuan Faraday ini berhasil mengubah kehidupan manusia. Hampir semua peralatan listrik yang digunakan saat ini terdiri dari magnet dan kabel tembaga, baik generator listrik atau motor listrik.

Generator listrik adalah alat yang mengubah energi gerak menjadi energi listrik, sedangkan motor listrik adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi gerak.

(Penulis: Nadia Faradiba)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com