Saking banyaknya orang yang tewas dalam bencana itu, kamar mayat di berbagai rumah sakit tidak mampu menampung semua jenazah.
Sementara itu, masyarakat yang takut akan terjadi gempa susulan enggan kembali ke bangunan atau gedung tempat mereka tinggal.
Akibatnya, kota dipenuhi dengan tenda-tenda darurat yang didirikan di lapangan dan taman.
Di sisi lain, respons pemerintah terhadap bencana tersebut dinilai kurang memuaskan oleh masyarakat.
Ketika itu, negara-negara dari seluruh dunia menawarkan dan memberikan bantuan.
Namun, Taiwan menolak semua tawaran bantuan dari China, kecuali bantuan sekitar 100.000 dollar AS atau Rp 1,4 miliar (kurs sekarang) yang diberikan dalam bentuk tunai.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Insiden Hotel Yamato, Latar Belakang, dan Detail Peristiwanya
Gempa bumi dahsyat itu kemudian dikenal sebagai gempa bumi 921, karena terjadi pada tanggal 21 September.
Pada tahun 2001, Museum Gempa Bumi 921 Taiwan dibuka di Kota Taichung, untuk mengenang kedahsyatan gempa ini.
Setelah luluh lantak akibat gempa, konstruksi bangunan di Taiwan dipantau lebih ketat untuk memastikan bahwa gempa bumi di masa depan tidak akan menyebabkan kerusakan skala besar dan korban jiwa yang masif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram