KOMPAS.com - Sosok yang akan menggantikan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Marsekal Hadi Tjahjanto, hingga kini belum diketahui.
Sampai saat ini, Presiden Joko Widodo juga belum menyerahkan Surat Presiden (Surpres) kepada DPR, sedangkan Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiunnya pada bulan November 2021.
Sementara itu, ada sejumlah tugas yang harus bisa diselesaikan oleh calon Panglima TNI baru yang akan menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Kamis (16/9/2021), hal itu diungkapkan oleh Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P, TB Hasanuddin.
Hal pertama yang harus diselesaikan calon panglima TNI baru Indonesia adalah meneruskan proses pembangunan minimum essential force TNI.
Baca juga: Ramai soal Kapal Perang China di Laut Natuna, Ini Respons TNI AL
"Tentu minimum essential force itu bisa saja berubah situasinya. Dalam arti, perlu ada penguatan-penguatan berdasarkan ancaman di lingkungan, baik geopolitik maupun geostrategi," ujar TB Hasanuddin.
Tugas selanjutnya yang juga harus dibereskan oleh Panglima TNI yaitu meningkatkan profesionalisme prajurit. Hal itu bisa dilakukan dengan meningkatkan pendidikan prajurit dan frekuensi latihan untuk menghadapi setiap ancaman yang datang di masa depan.
"Dari profesionalisme yang kita sekarang sudah miliki, harus naikkan lagi, karena kita tidak bisa lagi (membiarkan) prajurit TNI itu memiliki kemampuan yang asal-asalan. Sudah dilengkapi senjata yang bagus, ya tingkatkan profesionalismenya," tegasnya.
Hasanuddin membeberkan beberapa pelatihan yang dapat dilakukan secara bertahap. Mulai dari latihan perorangan, tingkat regu, tingkat pleton, hingga tingkat gabungan antara angkatan darat, laut dan udara.
Mantan Perwira TNI itu juga berharap agar Panglima baru nantinya bisa meningkatkan kedisiplinan prajurit TNI.
Baca juga: Menanti Calon Panglima TNI Pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto...
Pasalnya, sejauh ini dia menyoroti masih ada oknum prajurit yang terlibat kasus perkelahian dengan instansi lainnya yaitu kepolisian.
"Banyak kasus lah di mana-mana. Terakhir itu kalau tidak salah penyerangan kepolisian di Polsek Ciracas. Kemudian melibatkan banyak prajurit dan lain sebagainya," ujar TB Hasanuddin.
Hasanuddin mengatakan, kedisiplinan harus mendapatkan perhatian besar karena kasus semacam itu sudah harus bisa dihindari oleh TNI di bawah kepemimpinan panglima baru.
Selain itu, kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau narkotika juga harus bisa diatasi oleh panglima yang baru dengan cara meningkatkan kedisiplinan para prajurit TNI.
"Banyak juga kasus-kasus bahkan sampai kejahatan lain seperti perkosaan, pedofil. Ini tidak boleh terjadi di prajurit," ucapnya.
Baca juga: Calon Panglima TNI, Siapa Sosok Terkuat Pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto?
Hasanuddin menambahkan, kesejahteraan para prajurit juga harus mendapatkan perhatian dari Panglima TNI yang baru.
Dia berharap, asupan makanan para prajurit dapat ditambah agar kesejahteraan TNI juga semakin meningkat.
"Bagaimana pun, the man behind the gun. Prajurit yang diutamakan di belakang senjata. Senjata modern apapun, dengan hi-tech dengan teknologi tinggi, tapi juga prajuritnya harus mendapatkan perhatian, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan," terangnya.
(Penulis: Nicholas Ryan Aditya | Editor: Dani Prabowo)
Sumber: KOMPAS.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.