Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tugas yang Harus Diselesaikan Calon Panglima TNI Baru

Kompas.com - 19/09/2021, 08:30 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Sosok yang akan menggantikan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Marsekal Hadi Tjahjanto, hingga kini belum diketahui.

Sampai saat ini, Presiden Joko Widodo juga belum menyerahkan Surat Presiden (Surpres) kepada DPR, sedangkan Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiunnya pada bulan November 2021.

Sementara itu, ada sejumlah tugas yang harus bisa diselesaikan oleh calon Panglima TNI baru yang akan menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Kamis (16/9/2021), hal itu diungkapkan oleh Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P, TB Hasanuddin.

Hal pertama yang harus diselesaikan calon panglima TNI baru Indonesia adalah meneruskan proses pembangunan minimum essential force TNI.

Baca juga: Ramai soal Kapal Perang China di Laut Natuna, Ini Respons TNI AL

"Tentu minimum essential force itu bisa saja berubah situasinya. Dalam arti, perlu ada penguatan-penguatan berdasarkan ancaman di lingkungan, baik geopolitik maupun geostrategi," ujar TB Hasanuddin.

Tugas selanjutnya yang juga harus dibereskan oleh Panglima TNI yaitu meningkatkan profesionalisme prajurit. Hal itu bisa dilakukan dengan meningkatkan pendidikan prajurit dan frekuensi latihan untuk menghadapi setiap ancaman yang datang di masa depan.

"Dari profesionalisme yang kita sekarang sudah miliki, harus naikkan lagi, karena kita tidak bisa lagi (membiarkan) prajurit TNI itu memiliki kemampuan yang asal-asalan. Sudah dilengkapi senjata yang bagus, ya tingkatkan profesionalismenya," tegasnya.

Hasanuddin membeberkan beberapa pelatihan yang dapat dilakukan secara bertahap. Mulai dari latihan perorangan, tingkat regu, tingkat pleton, hingga tingkat gabungan antara angkatan darat, laut dan udara.

Mantan Perwira TNI itu juga berharap agar Panglima baru nantinya bisa meningkatkan kedisiplinan prajurit TNI.

Baca juga: Menanti Calon Panglima TNI Pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto...

Pasalnya, sejauh ini dia menyoroti masih ada oknum prajurit yang terlibat kasus perkelahian dengan instansi lainnya yaitu kepolisian.

"Banyak kasus lah di mana-mana. Terakhir itu kalau tidak salah penyerangan kepolisian di Polsek Ciracas. Kemudian melibatkan banyak prajurit dan lain sebagainya," ujar TB Hasanuddin.

Hasanuddin mengatakan, kedisiplinan harus mendapatkan perhatian besar karena kasus semacam itu sudah harus bisa dihindari oleh TNI di bawah kepemimpinan panglima baru.

Selain itu, kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau narkotika juga harus bisa diatasi oleh panglima yang baru dengan cara meningkatkan kedisiplinan para prajurit TNI.

"Banyak juga kasus-kasus bahkan sampai kejahatan lain seperti perkosaan, pedofil. Ini tidak boleh terjadi di prajurit," ucapnya.

Baca juga: Calon Panglima TNI, Siapa Sosok Terkuat Pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto?

Hasanuddin menambahkan, kesejahteraan para prajurit juga harus mendapatkan perhatian dari Panglima TNI yang baru.

Dia berharap, asupan makanan para prajurit dapat ditambah agar kesejahteraan TNI juga semakin meningkat.

"Bagaimana pun, the man behind the gun. Prajurit yang diutamakan di belakang senjata. Senjata modern apapun, dengan hi-tech dengan teknologi tinggi, tapi juga prajuritnya harus mendapatkan perhatian, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan," terangnya.

(Penulis: Nicholas Ryan Aditya | Editor: Dani Prabowo)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com