Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Covid-22, Benarkah Lebih Berbahaya daripada Covid-19?

Kompas.com - 25/08/2021, 10:31 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Covid-22 menjadi trending topik Twitter di Amerika Serikat pada Selasa (24/8/2021) dengan lebih dari 58.200 twit.

Melansir Forbes, Selasa (24/8/2021), istilah “Covid-22” kemungkinan muncul dari pernyataan seorang ahli imunologi dari Swiss, Prof Dr Sai Reddy.

Menurut Vanessa Chalmers yang menulis untuk The Sun, Reddy memperingatkan bahwa varian baru dapat muncul pada 2022 yang dapat menimbulkan "risiko besar".

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Ramai Efek Samping Moderna yang Disebut Lebih Terasa ketimbang Vaksin Lain

Reddy menyebut kemungkinan ini sebagai "Covid-22" dengan mengatakan "Covid-22 bisa lebih buruk daripada yang kita saksikan sekarang."

Selain itu, dia menggunakan istilah "Covid-21" ketika merujuk pada varian Delta saat wawancara dengan situs web publikasi Jerman bernama Blick.

"Dan varian Delta jauh lebih menular. Ini bukan lagi Covid-19. Saya akan menyebutnya Covid-21," kata Reddy dikutip Blick, 22 Agustus 2021.

Baca juga: Efek Samping Vaksin Moderna Disebut Lebih Terasa ketimbang Vaksin Lain, Apa Sebabnya?

Terkait Covid-19, sebenarnya merupakan singkatan dari Corona Virus Disease 2019. 

Covid-19 dapat diartikan sebagai penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome virus corona-2 (SARS-CoV-2), atau sering disebut virus corona.

Bagaimana pandangan epidemiolog terhadap hal ini?

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menjelaskan, ada kesalahpahaman dari penyebutan Covid-22.

"Saya harus luruskan, sebetulnya itu bukan istilah resmi dan itu tidak berdasar. Tidak ada Covid-20, Covid-21," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (25/8/2021).

Baca juga: Mengenal Varian Delta Plus yang Mulai Terdeteksi di Indonesia

Dia mengatakan, Covid-22 ramai di media sosial di luar negeri setelah seorang ilmuwan Swiss memprediksi akan ada varian yang lebih ganas dari varian Delta.

Dicky menegaskan, kemungkinan munculnya varian yang lebih ganas daripada varian delta memang ada, tetapi penamaannya tidak dilakukan dengan mengganti angka di belakang "Covid".

"Sangat mungkin (muncul varian lebih ganas). Penamaannya bukan Covid-20, Covid-22 jadi dari awal sudah salah," imbuhnya.

Baca juga: Beda Varian Delta dengan Delta Plus, Ini Penjelasan WHO

Selain itu, menurut Dicky, tidak benar juga jika varian Delta disebut varian Covid-21.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com