Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Komplotan Lima Maling yang Dipimpin Seorang Menteri

Kompas.com - 24/08/2021, 11:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namanya Juliari Batubara. Jabatan Menteri Sosial. Masih muda karena lahir 22 Juli 1972. Terdidik di lembaga-lembaga pendidikan terbaik yang diidam-idamkan banyak orangtua.

Bersama dua anak buahnya di Kementerian Sosial yang ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yaitu Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono, Juliari bermufakat jahat.

Selain mereka bertiga, ada dua anggota komplotan yang diketegorikan sebagai penyuap yaitu Ardian IM dan Harry Sidabuke.

Lima orang ini berkomplot untuk maling uang negara yang sedianya diberikan sebagai bantuan sosial untuk warga di wilayah Jabodetabek tahun 2020. Komplotan ini dipimpin Menteri Sosial.

Nilai paket sembako untuk warga Jabodetabek Rp 5,7 triliun yang tersebar dalam 272 kontrak untuk dua periode.

Sebagai PPK yang ditunjuk Menteri Sosial, Matheus dan Adi menunjuk langsung rekanan. Dari paket bansos Rp 300.000, Matheus dan Adi minta fee Rp 10.000 per paket. 

Pada periode Mei-November 2020, Matheus dan Adi membuat kontrak pekerjaan dengan beberapa penyedia bansos sebagai rekanan.

Ardian dan Harry adalah dua rekanan dalam komplotan maling ini yang dikategorikan sebagai pemberi suap.

Ditambah, PT RPI yang diduga perusahaan milik Matheus. Penunjukan rekanan ini diduga diketahui Juliari dan disetujui Adi.

Periode pertama untuk total 272 kontrak berjalan antara Mei-September 2020. Uang hasil maling Rp 12 miliar sebagai fee dari Matheus diterima Juliari melalui Adi secara tunai.

Juliari sebagai pemimpin komplotan maling ini menerima Rp 8,2 miliar. Uang tunai dikelola Eko dan Shelvy N untuk keperluan pribadi. Keduanya adalah orang kepercayaan pimpinan komplotan maling ini.

Periode kedua untuk total 272 kontrak berjalan antara Oktober-Desember 2020. Di periode ini, fee atau uang negara yang dimaling pemimpin komplotan berjumlah Rp 8,8 miliar.

Dengan tambahan ini, total uang negara yang dimaling Juliari seorang diri adalah Rp 17 miliar.

Kejahatan komplotan lima maling dana bansos dengan menteri sebagai pemimpin ini terbongkar dalam operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 5 Desember 2020.

Terdakwa mantan pejabat pembuat komitmen (PPK) Kementerian Sosial (Kemsos), Matheus Joko Santoso tiba untuk menjalani persidangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta,Jumat (13/8/2021). Sidang tersebut dengan agenda pemeriksaan saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK dalam tindak pidana korupsi kasus menerima atau memberi suap sebesar Rp14,5 miliar terkait Bantuan Sosial penanganan pandemi COVID-19 untuk wilayah Jabodetabek di Kementerian Sosial Tahun 2020.  ANTARA FOTO/ Reno Esnir/hp.ANTARA FOTO/RENO ESNIR Terdakwa mantan pejabat pembuat komitmen (PPK) Kementerian Sosial (Kemsos), Matheus Joko Santoso tiba untuk menjalani persidangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta,Jumat (13/8/2021). Sidang tersebut dengan agenda pemeriksaan saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK dalam tindak pidana korupsi kasus menerima atau memberi suap sebesar Rp14,5 miliar terkait Bantuan Sosial penanganan pandemi COVID-19 untuk wilayah Jabodetabek di Kementerian Sosial Tahun 2020. ANTARA FOTO/ Reno Esnir/hp.
Setelah operasi itu, pimpinan komplotan maling ditetapkan sebagai tersangka bersama empat anggota komplotannya. Mereka adalah Juliari, Matheus, Adi, Ardian, dan Harry.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Amankah Memanaskan Kembali Teh yang Sudah Dingin?

Amankah Memanaskan Kembali Teh yang Sudah Dingin?

Tren
5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

Tren
7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

Tren
Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com