Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Virus Marburg Berpotensi Masuk ke Indonesia? Ini Kata Epidemiolog

Kompas.com - 16/08/2021, 19:03 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan adanya virus Marburg yang terdeteksi di Gueckedou, Guinea tenggara, Afrika Barat, pada 10 Agustus 2021.

Diberitakan Reuters, Senin (10/8/2021), Kepala WHO di Guinea, Georges Ki-Zerbo, mengatakan, virus Marburg telah menyebar pada hewan, terutama kelelawar, di Guinea selatan, serta Sierra Leone dan Liberia.

Otoritas kesehatan di Guinea sedang memantau 155 orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan kasus terkonfirmasi penyakit virus Marburg.

Virus ini sangat mematikan dan disebut mirip dengan virus Ebola karena sama-sama dikategorikan sebagai filovirus.

Baca juga: Virus Marburg yang Mematikan Terdeteksi di Afrika, Apa Gejalanya?

Apakah virus Marburg berpotensi masuk ke Indonesia?

Kecil kemungkinannya

Epidemiolog dari Griffith Universiy Dicky Budiman mengatakan, sementara ini, kecil kemungkinan virus Marburg masuk ke Indonesia.

Meski demikian, penting untuk menerapkan screening dan karantina yang ketat mengingat virus ini sangat mematikan.

"Kita kecil kemungkinannya, tapi ini hanya untuk mengingatkan bahwa betapa kita harus terus perkuat ya screening, deteksi dini, survillance, supaya kita (Indonesia) tidak dimasuki penyakit-penyakit yang berbahaya," kata Dicky kepada Kompas.com, Minggu (15/8/2021).

Perketat penerbangan dan karantina

Salah satu faktor yang bisa menyebarkan virus ini adalah mobilitas manusia. Peluang penyebarannya akan besar karena kemudahan transportasi udara dari satu negara ke negara lain.

"Belum ada obat maupun vaksin. Itu yang membuat kita harus berhati-hati dalam situasi saat ini walaupun kecil kemungkinannya," ujar Dicky.

Menurut Dicky, masa inkubasi virus Marburg cukup lama, yaitu hingga 21 hari.

Meski belum menunjukkan gejala atau terkonfirmasi positif terinfeksi virus Marburg, tetapi virus ini sudah ada dalam tubuh orang tersebut.

"Menurut saya sekarang karantina menjadi wajib. Karantina itu 2 minggu wajib, kemudian siapa pun harus kita biasakan ada pemantauan berkala yang bisa menggunakan aplikasi digital untuk memastikan," ujar Dicky.

Terutama, pemantauan dilakukan terhadap mereka yang melakukan perjalanan yang bersinggungan dengan wilayah Afrika atau Afrika Barat.

Penyebab virus berbahaya

Virus Marburg pertama kali ditemukan pada 1967 di Jerman, Beograd, dan Serbia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com