Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Marburg yang Mematikan Terdeteksi di Afrika, Apa Gejalanya?

Kompas.com - 13/08/2021, 13:15 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus Marburg yang mematikan terdeteksi di Gueckedou, Guinea tenggara, Afrika Barat.

Diberitakan Reuters, 10 Agustus 2021, menurut WHO, kasus virus Marburg ini adalah yang pertama di Afrika Barat.

Gueckedou merupakan daerah asal wabah Ebola Afrika Barat 2014-2016, yang paling mematikan dalam sejarah, dan melihat kebangkitan singkat Ebola tahun ini.

Otoritas kesehatan di Guinea sedang memantau 155 orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan kasus terkonfirmasi penyakit virus Marburg, demam berdarah yang sangat menular mirip dengan Ebola.

Kepala WHO di Guinea, Georges Ki-Zerbo, mengatakan, Marburg telah menyebar pada hewan, terutama kelelawar, di Guinea selatan, serta Sierra Leone dan Liberia.

Baca juga: Harimau Ragunan Positif Covid-19, Ini Gejala Covid-19 pada Hewan

Patogen cenderung berpindah dari hewan ke manusia di wilayah tersebut karena interaksi yang erat, terutama dalam kegiatan berburu dan memakan "bushmeat" dari alam liar.

"Tidak ada kasus sekunder yang diketahui. Kontak telah dilacak, dan 155 orang berada di bawah pengawasan selama tiga minggu," kata Ki-Zerbo, dalam sebuah wawancara.

Zerbo menyebutkan, pengawasan aktif dilakukan. Mereka yang melakukan kontak diamankan di rumah, diisolasi dari anggota keluarga lainnya. Mereka dikunjungi setiap hari untuk memeriksa potensi gejala.

Marburg dan Ebola terkait erat dan penularan antar manusia biasanya melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya.

Melansir Al-Jazeera, 10 Agustus 2021, menurut pemaparan WHO, virus itu ditemukan dalam sampel yang diambil dari seorang pasien yang meninggal pada 2 Agustus di prefektur Gueckedou selatan.

Penemuan virus itu terjadi hanya dua bulan setelah WHO mengumumkan berakhirnya wabah Ebola kedua di Guinea.

Kasus ini terdeteksi di sebuah desa di kawasan hutan dekat perbatasan Sierra Leone dan Liberia. WHO menyebutkan, seorang pria mengalami gejala infeksi sejak 25 Juli.

Setelah mendapat perawatan awal di klinik lokal dan dites Malaria, pasien tersebut meninggal.

Baca juga: Kenali Gejala Sisa Setelah Sembuh dari Covid-19, Apa Saja?

Sampel post-mortem kemudian diuji negatif untuk Ebola, tetapi positif untuk Marburg.

Sepuluh orang ahli WHO, termasuk ahli epidemiologi dan sosio-antropolog, sudah berada di lapangan untuk mendukung otoritas kesehatan nasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com