Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasusnya Ditemukan di Indonesia, Ini Gejala Terinfeksi Varian Corona Delta Plus

Kompas.com - 29/07/2021, 11:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Varian Covid-19 Delta Plus atau AY.1 telah terdeteksi di Indonesia.

Varian Delta plus adalah turunan dari varian Delta, dengan satu-satunya perbedaan yang diketahui adalah mutasi tambahan, K417N, pada protein lonjakan virus.

Protein ini memungkinkannya menginfeksi sel-sel sehat.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tiga kasus varian Delta Plus terdeteksi di dua provinsi, yaitu Jambi dan Sulawesi Barat.

Ketiga pasien itu kini telah dinyatakan sembuh.

"Sehat, kan sampelnya diambil satu bulan lalu," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Baca juga: Varian Virus Corona Delta dan Delta Plus, Apa Bedanya?

Apa saja gejala terinfeksi virus corona varian Delta?

Melansir MPNRC, sejumlah gejala yang ditimbulkan pada varian ini adalah batuk kering, kelelahan, atau demam pada umumnya.

Gejala parah dari varian ini mungkin termasuk sesak napas dan sakit perut.

Pasien Covid-19 dengan varian Delta plus juga dapat merasakan gejala ruam kulit, perubahan warna jari kaki, sakit tenggorokan, anosmia, dan sakit kepala.

Diketahui, kasus yang melibatkan varian Delta plus telah dilaporkan di 11 negara, termasuk Amerika Serikat.

Inggris pertama kali menyatakan Delta plus sebagai "variant of concern" pada 11 Juni 2021 dan diikuti oleh India pada 22 Juni 2021.

Namun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian ini hanya menyumbang sebagian kecil kasus.

"Delta dan varian lain yang menjadi perhatian tetap menjadi risiko kesehatan masyarakat yang lebih tinggi, karena mereka telah menunjukkan peningkatan penularan," kata WHO, dikutip dari Medical News Today.

Baca juga: Ada Varian Corona Delta Plus, Bagaimana Efektivitas Vaksin?

Konsorsium SARS-CoV-2 pada Genomics (INSACOG) India mengungkatkan tiga kekhawatiran pada varian Delta plus.

Ketiganya adalah peningkatan transmisibilitas, ikatan yang lebih kuat dengan reseptor sel paru-paru, dan potensi pengurangan respons antibodi monoklonal.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com