KOMPAS.com - Tembok Berlin di Jeman mulai dibangun pada 13 Agustus 1961 untuk memisahkan wilayah Jerman Barat dan Jerman Timur.
Pembangunan tembok Berlin merupakan peristiwa sejarah yang tragis dari sisa-sisa Perang Dunia II. Hal ini sekaligus menjadi simbol paling nyata dari Perang Dingin yang secara harfiah membelah Eropa.
Dilansir dari History, akhir Perang Dunia II pada 1945 membuat Jerman dibagi menjadi empat zona pendudukan sekutu. Berlin, ibu kota Jerman, juga dibagi menjadi sektor pendudukan, meskipun terletak jauh di dalam zona Soviet.
Today is the 13 August 2021
— Paegal Blutorange (@SergalInSaxony) August 12, 2021
The Berlin wall was built 60 years ago. It devided Berlin for 28 years & caused several hundred deaths, devided friends and families.
Don't forget the past & stop this nonsense building new walls between communities & countries again #60JahreMauerbau pic.twitter.com/d2zmJDzWD1
Baca juga: Tembok Berlin, Dibenci Sekaligus Dirindu...
Pada 1948, ketegangan meningkat ketika Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis bergerak untuk menyatukan zona pendudukan mereka menjadi satu entitas otonom, Republik Federal Jerman (Jerman Barat).
Merespons hal itu, Uni Soviet meluncurkan blokade darat Berlin Barat dalam upaya memaksa Barat untuk meninggalkan kota tersebut.
Namun, terjadi pengangkutan udara besar-besaran oleh Inggris dan Amerika Serikat. Hal ini membuat Berlin Barat dipasok dengan berbagai makanan dan bahan bakar.
Akhirnya, pada Mei 1949, Uni Soviet mengakhiri blokade yang dikalahkan.
57 years ago this morning, on 13 August 1961, Berliners woke up with their city and lives divided in two by what will become the Berlin Wall.
— Christophe Robin (@XopheRobin) August 13, 2018
Humanity was still there when this soldier helped this young boy to cross, but he will be sanctioned for this. #Berlin pic.twitter.com/EQ8Avlqgnv
Pada tahun 1961, ketegangan Perang Dingin di Berlin kembali meningkat dan menyebabkan beberapa orang Jerman Timur tidak puas dengan kehidupan mereka di bawah sistem komunis.
Mereka pun cenderung ingin penghidupan yang layak.
Menurut catatan, antara tahun 1949 dan 1961 ada sekitar 2,5 juta orang Jerman Timur melarikan diri ke Jerman Barat melalui Berlin Barat.
Pada Agustus 1961, rata-rata 2.000 orang Jerman Timur menyeberang ke Barat setiap hari.
Banyak dari pengungsi tersebut adalah pekerja terampil, profesional, dan intelektual, dan kehilangan mereka berdampak buruk pada ekonomi Jerman Timur.
Untuk menghentikan eksodus ke Barat, pemimpin Soviet Nikita Khruschev merekomendasikan kepada Jerman Timur untuk menutup akses antara Berlin Timur dan Barat.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misteri Hilangnya Kapal SS Waratah 27 Juli 1909
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.