KOMPAS.com – Baliho bergambar wajah atau tokoh-tokoh politik mulai bertebaran dan menghiasi jalanan di sejumlah daerah.
Baliho-baliho tersebut di antaranya adalah wajah tokoh politik seperti Puan Maharani (Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai PDI Perjuangan), Airlangga Hartanto (Ketua Partai Golkar), serta Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Perbincangan perihal baliho para politisi tersebut ramai di media sosial dalam beberapa waktu terakhir.
Ada yang mengkritisi karena dianggap tak sensitif terhadap situasi krisis karena pandemi. Namun ada pula yang menganggap cara-cara para politisi itu tak mengikuti perkembangan zaman.
Baca juga: Kabinet Jokowi, Sandiaga Uno, dan Adegan Politik Kekuasaan...
Shame on you baliho! https://t.co/cv5DyzkASv
— Yan Setia Adi (@burung_kondor) August 6, 2021
Baca juga: Viral Foto Baliho Penjual Angkringan di Sragen seperti Politisi Kampanye, Begini Ceritanya...
Lantas apa yang terjadi dan mengapa baliho tersebut banyak bertebaran belakangan ini?
Dosen Sosiologi FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Rezza Akbar mengatakan, sejatinya fungsi dari pemasangan baliho, banner, spanduk, dan semacamnya oleh para politisi adalah bagian dari 'political campaign'.
Adapun political campaign sendiri menurut Reza di dalamnya terdapat political advertising, political advertisement atau marketing, political debate, political propaganda serta terdapat pula political deception yang menyebar melalui hoaks, negative campaign, deceptive politics, dan sebagainya.
“Dengan demikian, kita bisa memahami bahwa fenomena pemasangan baliho, spanduk, dan semacamnya oleh para politisi itu adalah bagian dari political campaign mereka,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.
Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh?