Melansir CNN, Selasa, (13/7/2021), pada konferensi pers kementerian kesehatan, Yong Poovorawan, seorang ahli virologi di Universitas Chulalongkorn, mengatakan 1.200 orang di Thailand telah menerima kombinasi Sinovac-AstraZeneca (dalam urutan yang berbeda) terutama karena reaksi alergi terhadap dosis pertama mereka, mengharuskan mereka untuk ganti vaksin.
Yong mengatakan hasil awal dari penelitiannya pada 40 subjek menunjukkan suntikan vaksin Sinovac yang tidak aktif diikuti oleh salah satu vaksin vektor virus AstraZeneca menghasilkan penumpukan antibodi yang serupa dengan penerima dua dosis suntikan AstraZeneca.
Otoritas kesehatan Thailand mengatakan bahwa petugas kesehatan akan menerima suntikan booster AstraZeneca atau Pfizer, setelah 618 dari lebih dari 677.000 tenaga medis yang menerima dua dosis Sinovac dinyatakan positif Covid-19.
Dari 618 yang dinyatakan positif, hanya dua yang sakit parah, termasuk satu perawat yang meninggal.
Thailand mengumumkan pada Senin (12/7/2021) bahwa kombinasi akan diadopsi. Tetapi beberapa kritikus menyebut itu berisiko.
Baca juga: Menilik Penambahan Kasus Covid-19 di Indonesia...