Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Makan Hidangan Idul Adha Secara Berlebihan, Ini Bahayanya

Kompas.com - 18/07/2021, 09:32 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Idul Adha 1442 Hijriah akan tiba sebentar lagi. Umat Islam di Indonesia bisa merayakan lebaran haji itu pada 20 Juli 2021.

Seperti yang diketahui, Idul Adha identik dengan masakan berbahan dasar daging, sebab pada momen itu, masyarakat akan menerima daging kurban, baik itu daging sapi, kambing, domba, maupun kerbau.

Berbagai olahan daging mudah ditemukan saat Idul Adha, mulai dari sate, gulai, semur, opor, hingga rendang.

Akan tetapi, usahakan untuk tidak berlebihan saat menyantapnya, sebab ada banyak dampak buruk yang mungkin terjadi jika terlalu banyak mengonsumsi hidangan Idul Adha.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Kamis (30/7/2020), inilah beberapa hal yang harus dihindari saat menyantap hidangan Idul Adha.

Baca juga: Awas, Bahaya Kalap Ketika Menyantap Hidangan Idul Adha

1. Makanan tinggi kolesterol

Saat lebaran, masakan yang dihidangkan biasanya mengandung banyak santan dan garam. Ditambah lagi pada momen Idul Adha, hampir setiap sajian berbahan dasar daging.

Oleh sebab itu, hindari mengonsumsi hidangan Idul Adha secara berlebihan, apalagi jika memiliki riwayat penyakit kolesterol sebelumnya.

Dokter Spesialis Gizi Klinik, Imelda Goretti menyarankan, terdapat tiga tipe makanan yang harus dihindari agar terhindar dari kolesterol adalah makanan bersantan, makanan digoreng, serta olahan jeroan.

"Tapi bukan berarti dalam momen saat ini tidak boleh konsumsi. Jadi tetap boleh dikonsumsi selama tidak berlebihan," kata dr. Imelda.

Dia mengingatkan, 30 persen kolesterol dalam darah adalah efek dari yang dikonsumsi. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan tinggi kolesterol dalam jumlah banyak dan terus-menerus akan berpengaruh terhadap kadar kolesterol dalam darah.

Baca juga: Simak Manfaat dan Risiko Diet Karnivora, Cocok bagi Penyuka daging

Tingginya kadar kolesterol dalam darah dan dibiarkan untuk waktu yang lama akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti stroke dan penyakit jantung.

Dr. Imelda memberi tips untuk membatasi konsumsi makanan berkolesterol saat Idul Adha, yakni mengambil satu potong daging rendang, bukan tiga atau empat potong, dan tidak mengambil bumbunya terlalu banyak m

Selain itu, hindari penggunaan santan terlalu banyak pada hidangan. Cari alternatif pengganti santan agar masakan tetap lezat.

Intinya, membatasi porsi makan adalah kunci terpenting. Hindari makan makanan tinggi kolesterol secara berlebihan.

2. Asupan garam berlebih

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan konsumsi garam tidak lebih dari 5 gram (1 sendok teh) per hari.

Baca juga: Jangan Asal Konsumsi, Cermati Ciri Daging Ayam yang Sudah Tak Layak Makan

Dokter Spesialis Jantung Intervensi dari Rumah Sakit Immanuel Bandung, dr. Edwin Setiabudi, Sp.PD., KKV-FINASIM menjelaskan, asupan garam perlu dibatasi untuk mencegah hipertensi atau tekanan darah tinggi.

"Jangan hanya mengejar rasa tapi jadinya jumlah garamnya berlebih," ujar dr. Edwin.

Supaya masakan tetap lezat meski dengan sedikit garam, tambahkan penggunaan bumbu, seperti rempah, kaldu jamur, kecap, bawang putih, bawang merah, dan lainnya.

3. Makan berlebihan

Hidangan yang disajikan saat momen lebaran memang jarang ditemukan pada hari-hari biasa. Ditambah lagi, menyantap menu spesial itu bersama keluarga maupun kerabat terdekat.

Kondisi tersebut tentu berpengaruh terhadap selera makan sehingga memicu untuk makan lebih banyak. Hal itu tidak masalah jika dilakukan dalam satu hari saja dan kembali menerapkan pola hidup sehat pada keesokan harinya.

Baca juga: Jangan Mengonsumsi Daging Ayam Setiap Hari, Ini Bahayanya

Jika porsi makan berlebih itu terus dilakukan, potensi kegemukan atau obesitas pun akan tinggi. Jika hal itu dibiarkan untuk waktu yang lama, risiko sejumlah penyakit serius, seperti penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, dan lainnya, turut meningkat juga.

Dr. Edwin memberikan tips sederhana untuk mengetahui berat badan yang dimiliki masih normal atau sudah masuk kategori berlebih.

Selain menggunakan Indeks Massa Tubuh (BMI), cara lainnya adalah dengan mengukur lingkar pinggang.

"Untuk laki-laki Asia tidak boleh lebih dari 90 cm, kalau menggunakan celana ukurannya 34. Sementara perempuan tidak boleh lebih dari 80 cm, tentunya dalam keadaan tidak hamil," ungkap dr. Edwin.

Selain itu, ada beberapa tips untuk mencegah perilaku makan berlebih, yakni:

Baca juga: Cara Praktis Mengurangi Kadar Lemak Daging Giling

- Makan dari piring atau mangkuk yang lebih kecil agar porsi makanan lebih terkontrol.

- Kunyah makanan secara perlahan dan letakkan alat makan ketika sedang mengunyah agar tubuh memiliki waktu untuk memberikan sinyal kenyang.

- Tidak makan sambil melakukan hal lain, fokus lah dengan makanan yang dikonsumsi agar bisa menyadari kapan sudah kenyang.

- Selalu perhatikan porsi makan dengan mengonsumsi makanan secukupnya.

- Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah berserat yang bisa memberikan rasa kenyang lebih lama.

- Hindari makanan yang diproses.

- Tulis jurnal untuk mengetahui perilaku-perilaku yang mungkin bisa memancing untuk makan berlebih. Catat juga makanan yang telah dikonsumsi dan total kalorinya.

- Rencanakan dari awal yang akan dikonsumsi pada hari itu.

Sumber: KOMPAS.com (Nabilla Tashandra/Wisnubrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bakteri Bermutasi di Stasiun Luar Angkasa, Jadi Strain Baru yang Belum Pernah Ada di Bumi

Bakteri Bermutasi di Stasiun Luar Angkasa, Jadi Strain Baru yang Belum Pernah Ada di Bumi

Tren
Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditarik Peredarannya di Seluruh Dunia

Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditarik Peredarannya di Seluruh Dunia

Tren
Jalan Kaki 45 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 45 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
Jam Buka dan Harga Tiket Animalium BRIN Cibinong 2024

Jam Buka dan Harga Tiket Animalium BRIN Cibinong 2024

Tren
Diduga Cemburu, Suami di Minsel Bacok Istri hingga Tewas

Diduga Cemburu, Suami di Minsel Bacok Istri hingga Tewas

Tren
Mengapa Suhu Dingin Justru Datang Saat Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Mengapa Suhu Dingin Justru Datang Saat Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

Tren
Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com