Istirahat dan pulanglah ke dalam dirimu yang sejati. Sudah menjadi kodrat dari pikiran pengendali yang rasional, bahwa kita sudah semestinya berbahagia ketika berlaku adil pada diri sendiri, dan dengan cara seperti inilah kita memelihara ketenangan bathin.
Jangan pernah dikuasai oleh laku lampah indrawi atau dorongan hasrat, karena keduanya berasal dari tatanan hewani.
Seni hidup lebih menyerupai bergulat tinimbang menari, karena kita harus tetap tegak berdiri untuk mengahadapi apa pun yang terjadi dan tidak terlempar karena sesuatu yang bersifat seketika dan tak diperkirakan.
Kita memiliki kemampuan hidup bebas tanpa tekanan dan dengan rasa damai tertinggi dalam pikiran-perasaan. Sungguh menggelikan jika kita tidak melarikan diri dari sifat buruk sendiri, padahal itu mungkin dilakukan, sementara kita terus mencoba melarikan diri dari sifat buruk orang lain, padahal itu musykil dilakukan.
Melakukan perbuatan yang benar merupakan sebuah kepuasan bagi tiap manusia, dan pekerjaan yang benar adalah yang membawa kebaikan untuk diri dan sesamanya.
Tugas kitalah mengatur kehidupan dengan baik dalam setiap tindakan, dan jika setiap tindakan mencapai tujuannya sebaik mungkin, maka bersyukurlah.
Jika kautersakiti oleh hal-hal luaran, itu bukanlah masalah berarti. Toh sebenarnya bukan hal itu yang mengganggumu, tetapi penilaianmu sendiri terhadapnya.
Kaupunya kemampuan menghapusnya sekarang. Kesadaran serupa itu, tak jauh beda dengan upaya kita menyenangkan liyan padahal kita dalam keadaan sebaliknya, atau orang tersebut bahkan tak bisa membuat dirinya merasa senang.
Begitu pun dengan orang yang menganiaya. Sesungguhnya ia sedang menganiaya diri sendiri, karena ia membuat dirinya melakukan keburukan. Kita takkan dapat mengajari orang lain sebelum belajar lebih dulu—terutama perihal kehidupan.
Setiap tindakan yang kaulakukan menjadi bagian tak terlepas dari semarak kehidupan. Segala peristiwa dalam hidupmu terjadi demikian adanya karena kaumampu menghadapinya dengan ketahanan alamimu, atau bisa juga tidak.
Jika itu adalah peristiwa yang mampu kauhadapi, jangan mengeluh, tetapi hadapilah, seperti kau dilahirkan untuk menghadapinya. Namun, jika itu di luar kemampuanmu, jangan mengeluh juga, karena masalah itu akan menghilang setelah ia menyita pikiranmu.
Ketika kau tersinggung karena kesalahan yang dilakukan orang lain, berbaliklah kepada dirimu dan renungkan kesalahan serupa yang kaulakukan. Sederhana bukan?
Orang yang bajik, dan apa adanya, akan memperlihatkan kualitas itu dalam binaran matanya, dan kau tidak dapat salah mengira karakter orang semacam itu.
Apa yang akan dilakukan manusia paling jahat terhadapmu, jika kau terus bersikap baik padanya?
Saat ada kesempatan, kau bisa dengan lembut menegur, dan dengan tenang memperbaiki kesalahannya. Tak perlu marah sama sekali. Ketauhilah, kemarahan adalah tanda kelemahan sekaligus rasa sakit. Dalam keduanya ada luka. Ada tanda menyerah. Kalah. Singkirkan purbasangka, maka kau akan selamat.
Lantas, siapakah yang bisa menghalangimu untuk menyingkirkan prasangka tersebut bila bukan diri sendiri?
Kendati ditulis secara terpisah, diskursif, dalam bentuk epigram berbahasa Yunani, namun Meditations jelas merupakan harta karun berharga dari masa lalu—dari seorang pemimpin besar dalam sejarah umat manusia.
Kecuali Sukarno, sampai saat ini pun, kita belum lagi menemukan ada seorang presiden dunia modern, yang sanggup menerbitkan sebuah buku sejenis—dengan kekuatan visi yang jauh melampaui zaman.
Buah perenungan raja-filsuf ini telah dianggap oleh banyak generasi sebagai salah satu buku besar sepanjang masa.
Marcus menganggitnya dari prinsip moral Stoicisme, yang dipelajari dari Epictetus: kosmos adalah kesatuan yang diatur kecerdasan, dan jiwa manusia adalah bagian dari kecerdasan Ilahi.
Ada juga beberapa dari perenungannya yang bercorak Platonisme dan Neoplatonisme, seperti yang kami nukil pada bagian akhir tulisan ini:
“Betapa menggelikan dan sungguh seperti orang asing di dunia ini, jika ada manusia yang masih juga terkejut dengan segala sesuatu yang dialami dalam hidupnya. Tak ada yang tampak hebat, kecuali kita bertindak sesuai arahan kodrat sendiri.”
Demikian yang diajarkan Marcus pada kita, dari masa dua alaf lalu. Walakin, kita hanya wayang yang digerakkan Dalang semesta raya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.