"Fasenya, waktu terjadinya, tiba-tiba surut, hilang. (Hanya dalam hitungan) Detik, enggak berapa menit, tiba-tiba hilang, itu yang perlu dikhawatirkan," jelas Eko.
Baca juga: Laut Kaspia, Mengapa Danau Terbesar di Dunia Ini Disebut sebagai Laut?
Jika mendapati kondisi seperti ini, masyarakat diimbau untuk segera menjauh dari garis pantai untuk menyelamatkan diri dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan.
"Ketika itu terjadi, air balik akan disertai energi air laut yang luar biasa besarnya dan biasanya ditambah gelombang yang sangat tinggi," papar Eko.
Sementara untuk air surut akibat fenomena pasang-surut harian maka proses terjadinya memakan waktu yang cukup panjang, alias bertahap dan tidak mendadak.
"Kalau pasang-surut biasa itu waktunya gradual dia, jadi antara proses surutnya itu bisa 6-12 jam sampai sesurut-surutnya, tergantung posisinya," ungkapnya.
Setiap daerah ia sebut bisa memiliki karakteristik pasang-surut yang berbeda-beda. Ada yang terjadi 1 kali dalam sehari atau harian tunggal, ada yang 2 kali atau harian ganda, ada pula yang campuran.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Korps Marinir TNI Angkatan Laut
Apa yang terekam dalam video yang beredar disebut Eko bisa jadi hanya merupakan fenomena pasang-surut harian biasa dan tidak membahayakan.
Orang atau masyarakat di lokasi tersebut pasti bisa membedakan mana fenomena air laut surut yang membahayakan dan wajar.
"Yang sekarang terjadi, daratannya kelihatan jauh, itu hal yang biasa, tergantung lokasinya, tidak semua lokasi bisa begitu (jauh surutnya). Jarak dari garis pantai terhadap garis tersurut tidak sama untuk setiap daerah, ada yang 300 meter, ada yang 500 meter, ada yang cuma 50 meter, tergantung daerahnya," ujar Eko.
"Kalau dipastikan itu sesuatu yang lazim di suatu daerah dengan proses surut yang gradual ya enggak apa-apa (berjalan hingga tengah)," imbuhnya.
Baca juga: Viral Video Detik-detik Kapal Feri KMP Bili Terbalik di Pontianak, Bagaimana Ceritanya?
Jika sudah dipastikan fenomena itu merupakan fenomena air laut surut biasa, maka ia menyebut tidak masalah untuk kita bisa berjalan di "daratan baru" itu, sekali pun hingga jauh dari daratan yang sesungguhnya.
Namun, ada hal yang harus diperhatikan.
"Enggak masalah, apalagi kalau sudah tahu itu proses menuju surut, yaitu airnya semakin hilang, semakin hilang. Tapi kalau airnya menuju pasang, semakin banyak, semakin banyak, ya cepat segera kembali ke daratan," imbau dia.
Ketika kondisi air laut kembali naik, meskipun waktunya perlahan, namun tetap ada potensi bahaya yang bisa dialami jika kita masih berada jauh dari daratan.
"Hati-hati, bukan karena air lautnya mau menenggelamkan kita, tapi gelombang yang menyertai itu bisa menarik kita, arusnya bisa menarik kita," pungkas dia.
Baca juga: Viral, Video Kapal Terbakar dan Penumpang Lompat ke Laut, Bagaimana Kondisinya?