Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Hari PPKM Darurat, Mobilitas Masyarakat Turun hingga 15 Persen

Kompas.com - 13/07/2021, 11:10 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, pemerintah mengaku terus memantau mobilitas masyarakat.

Pantauan itu dilakukan salah satunya melalui virtual atau dari data-data yang ada.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai koordinator PPKM darurat mengatakan, pemantauan tersebut dilakukan melalui Google Traffic, Facebook Mobility, dan indeks cahaya malam yang dikembangkan Badan Antariksa Amerika Serika (NASA).

"Kami sudah memantau implementasi PPKM darurat melalui indikator mobilitas dan kegiatan akitvitas masyarakat menggunakan Google Traffic dan Facebook Mobility serta indeks cahaya malam," kata Luhut, melalui konferensi pers virtual Senin (12/7/2021).

Baca juga: Penjelasan Shopee soal Tagihan SPayLater yang Membengkak dari Rp 400.000 Jadi Rp 17 Juta

Grafik pergerakan orang selama pandemi menurut Googlescreenshoot Grafik pergerakan orang selama pandemi menurut Google

Belum memenuhi target

Luhut menyampaikan bahwa indeks mobilitas masyarakat masih belum memenuhi target dari pemberlakukan PPKM darurat.

Selama periode PPKM darurat 3-10 Juli 2021, mobilitas masyarakat mengalami penurunan antara 10 hingga 15 persen di Pulau Jawa dan Bali.

"Hasil yang kami dapat selama periode 3, 10 Juli, seluruh provinsi Jawa-Bali sudah menunjukkan penurunan mobilitas masyarakat pada level 10-15 persen," tutur Luhut.

Akan tetapi menurut Luhut, angka itu masih belum memenuhi target pemerintah untuk menekan angka mobilitas.

"Target kami sebenarnya 20 persen atau lebih," jelas dia.

Luhut berharap, satu minggu ke depan mobilitas kegiatan masyarakat bisa semakin turun untuk menekan penularan virus corona penyebab Covid-19.

Baca juga: Ramai soal dr Lois yang Tak Percaya Adanya Corona, Ini Penjelasan IDI

 

Grafik mobilitas warga selama PPKM Darurat menurut catatan Googlescreenshoot Grafik mobilitas warga selama PPKM Darurat menurut catatan Google

Indeks mobilitas

Dari data perubahan mobilitas di Indonesia yang diunggah pada 9 Juli 2021 menurut Laporan Mobilitas Masyarakat oleh Google, selama pandemi Covid-19 berikut ini hasilnya: 

  • Tempat retail dan rekreasi berkurang 20 persen
  • Toko bahan makanan dan apotek meningkat 11 persen
  • Taman nasional, taman, pantai, lapangan terbuka dan sejenisnya berkurang 23 persen
  • Pusat transportasi umum berkurang 48 persen
  • Tempat kerja berkurang 32 persen
  • Area permukiman meningkat 15 persen.

Dasar pengukurannya adalah nilai median untuk hari yang sesuai selama periode 5 minggu, yaitu 3 Jan–6 Feb 2020.

Laporan tersebut menunjukkan tren selama beberapa minggu, dan data terbarunya menunjukkan tren selama 2 sampai 3 hari terakhir.

Baca juga: Selain Bupati Bekasi, Ini 10 Kepala Daerah yang Meninggal karena Corona

 

Mobilitas masyarakat

Sebelumnya Luhut mengatakan, apabila mobilitas masyarakat ditekan hingga 50 persen maka kasus Covid-19 pun bisa segera melandai.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (8/7/2021).

"Koordinator PPKM darurat menegaskan kembali pentingnya manajemen mobilitas masyarakat di tingkat daerah. Apabila dilakukan dengan serius menurunkan mobilitas hingga 50 persen, maka kemungkinan melihat kasus melandai menurun di pertengahan pekan depan," ujar Dedy.

Baca juga: Menurut Luhut, jika Mobilitas Masyarakat Ditekan hingga 50 Persen, Kasus Covid-19 Melandai Pekan Depan

Analisis indeks mobilitas masyarakat di atas dihitung berdasarkan data dari pengguna yang mengaktifkan Histori Lokasi untuk Akun Google mereka. Data yang disajikan hanya mewakili sampel dari pengguna Google saja.

Sehingga, data ini tidak mewakili perilaku dan mobilitas yang sebenarnya dari populasi yang lebih luas.

Selengkapnya mengenai Laporan Mobilitas Masyarakat Selama Pandemi Covid-19 di Indonesia bisa disimak di sini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com