Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Happy Hypoxia, Gejala, Penyebab dan Cara Mencegahnya

Kompas.com - 11/07/2021, 10:30 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Happy hypoxia syndrome merupakan salah satu gejala Covid-19 yang dilaporkan beberapa kasus terjadi sejak Maret 2020 lalu.

Dikutip dari Kompas.com, seperti pada September 2020 lalu, ditemukan gejala happy hypoxia pada pasien yang menderita Covid-19 meninggal dunia di Banyumas, Jawa Tengah.

"Happy hypoxia sebenarnya sudah ada sejak dulu, saat Covid-19 mewabah. Hanya saja, saat itu kasus tersebut tak mendapat perhatian khusus. Setelah kasus di Banyumas, baru diperhatikan. Padahal, ini kerap terjadi di mana-mana. Di Semarang dan Solo juga ada,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo Rabu (2/9/2020).

Apa itu Happy hypoxia syndrome?

Happy hypoxia adalah gejala yang dapat berisiko fatal, dimana kondisi kadar oksigen menurun tapi penderita masih terlihat normal.

Dalam kondisi ini orang yang saturasi oksigen menurun akan mengalami tanda seperti sesak napas, terengah-engah, sakit kepala, gelisah atau sebagian kulit terlihat kebiruan.

Dilansir dari Kompas.com, kadar saturasi oksigen pada kondisi normal yaitu antara 95 hingga 100 persen.

Baca juga: Happy Hypoxia pada Pasien Covid-19, Ini Penjelasan Ahli

Gejala terjadinya happy hypoxia

Gejala pada kondisi kadar saturasi oksigen rendah akan muncul melalui sinyal organ vital, seperti gincal, otak, jantung yang bermasalah karena kekurangan oksigen.

Sementara pada sejumlah kasus, pasien Covid-19 terlihat baik-baik saja meskipun sedang kekurangan oksigen.

Jika pasien Covid-19 mengalami gejala tersebut dan sedang menjalani isolasi mandiri, sebaiknya untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit.

Penyebab gejala happy hypoxia

Gejala ini dapat disebabkan karena adanya pengentalan darah atau koagulasi yang meluas hingga ke jaringan pembuluh darah paru-paru.

Saat itu terjadinya peradangan pada tubuh karena infeksi virus SARS CoV-2. Setelah itu, protein seluler akan membentuk bekuan darah.

Pembekuan tersebut sebagai respon alami kekebalan tubuh. Namun jika berlebihan, sel di jaringan paru-paru tidak bisa menerima pasokan oksigen yang memadai.

Baca juga: 7 Gejala Covid-19 Tak Biasa, dari Anosmia hingga Happy Hypoxia

Cara mengecah happy hypoxia

Gejala Covid-19 happy hypoxia dapat dicegah mengecek kadar saturasi oksigen secara berkala.

Dengan begitu gejala tidak tidak sampai berdampak fatal dengan menggunakan alat pulse oximeter.

Namun jika tidak memiliki alat pengecek saturasi oksigen, dapat mencegah dengan merasakan gejala tubuh yang lemas padahal tidak melakukan aktivitas yang berat.

Mewaspadai gejala happy hypoxia juga dapat dilakukan dengan melihat jari-jari tangna dan kaki atau bibir yang kebiruan walaupun tidak sesak napas.

Jika terjadi gejala diatas segera mencari pertolongan medis untuk mendapatkan perawatan menggunakan tabung oksigen.

Baca juga: Dokter: Happy Hypoxia Tak Terjadi pada OTG Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com