Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prihatin Banyak Ojol Terinfeksi Covid-19 dan Terkendala Biaya, Komunitas Ini Adakan Tes Swab Gratis

Kompas.com - 30/06/2021, 21:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan dalam beberapa hari terakhir.  

Karena itu Pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas dan membatasi keluar rumah apabila tidak ada kepentingan mendesak. 

Imbauan ini tentu sulit dilakukan bagi mereka yang pekerjaanya di luar rumah seperti pengemudi ojek online (ojol). Meskipun di sisi lain, risiko dan potensi mereka terpapar Covid-19 juga tinggi. 

Baca juga: Pemerintah Targetkan Vaksinasi 181,5 Juta Penduduk Akhir Tahun 2021

Tes swab gratis

Berangkat dari kondisi tersebut, muncul kepedulian untuk memberikan tes Covid-19 gratis bagi pengemudi ojol. 

Ismail, seorang pengendara ojek online (ojol) menawarkan tes swab Covid-19 gratis di media sosial.

Melalui akun Twitter-nya @YoGojekYo, Ismail menawarkan tes Covid-19 bagi mereka yang terkendala biaya. Sebab biaya tes Covid-19 tentu tidak murah, apalagi bagi pengemudi ojol. 

"Nanti kita siapkan alat & tenaga relawan buat swab gratis. Kalau hasilnya positif, wajib lapor puskesmas & PCR + isoman!!!" tulis dia.

Tawaran itu pun mendapat tanggapan baik dari warganet. Sampai pada Rabu (30/6/2021) pukul 17.15 WIB, unggahannya mendapat 878 kali retweet dan 1,1 ribu like.

Baca juga: Ratusan Orang Tewas Saat Kanada Dihantam Gelombang Panas hingga 49,5 Derajat Celcius

 

Banyak driver mulai terinfeksi

Ismail tergabung dalam komunitas ojol di Twitter. Komunitas tersebut merupakan gabungan dari pengendara dan kurir Gojek, Grab, Shopee, Maxim dan lainnya.

Sehari-hari dia biasa bekerja kawasan Jl. Jend Sudirman dan Jl. H. R. Rasuna Said, Jakarta Pusat.

Ismail menceritakan awal mula keinginan mengadakan tes Covid-19 gratis untuk sejumlah pengemudi ojol tersebut. 

Hal itu salah satunya dipicu semakin banyak pengendara ojek online yang melaporkan gejala positif Covid-19.

Di sisi lain, dia melihat di sekitar area tempatnya nge-bid menjamur lokasi swab antigen atau PCR. Meskipun berbayar namun peminatnya selalu banyak.

"Sementara beberapa Minggu terakhir, banyak sekali teman-teman driver yang melaporkan terpapar virus Covid-19, atau minimal mereka bergejala," kata Ismail kepada Kompas.com, Rabu (30/6/2021).

Baca juga: Pendaftaran CPNS di Portal SSCASN Dibuka 18.30 WIB, Simak Syaratnya!

Tak ada biaya tes Covid-19

Meski banyak lokasi tes swab dan penjual alat tes Covid-19, tetapi tidak semuanya bisa diakses oleh para pengemudi ojol. Menurut dia akses tes Covid-19 bagi pengemudi ojol terbilang mahal. 

"Banyak sekali keluhan tidak bisa melakukan tes karena terkendala biaya," kata Ismail.

Ia bercerita, ada temannya sesama pengendara baru terdeteksi positif Covid-19 setelah bergejala 4 hari.

Para pengendara di obrolan grup membujuknya untuk melakukan tes, dan ternyata hasilnya positif Covid-19. Namun, keluarganya tidak bisa menjalani tes karena terkendala biaya.

"Isterinya yang sedang hamil 7 bulan tidak tes karena tidak ada biaya. Kita patungan untuk bisa ikut dicek, dan hasilnya positif juga," ucap Ismail.

Unggahan pengumuman tes Covid-19 gratis bagi ojolscreenshoot Unggahan pengumuman tes Covid-19 gratis bagi ojol

Testing massal gratis

Dari kejadian itu, akhirnya komunitas ojol berniat memberikan bantuan berupa testing Covid-19 gratis semampu mereka.

Sejak awal pandemi, mereka sudah saling bahu-membahu bagi sesama pengendara yang terdampak Covid-19.

Awalnya mereka berbagi masker, hand sanitizer, makanan siap santap sampai sembako.

Namun, di tengah banyaknya pengendara yang positif Covid-19, mereka kini membutuhkan testing massal.

"Vitamin dan alat antigen mandiri, minimal kalau kita bisa bantu untuk tes diawal, mereka yang terjangkit bisa melakukan isolasi, dan lapor langusng ke Puskesmas untuk PCR tanpa harus memikirkan biaya," jelas Ismail.

Baca juga: Palang Merah Internasional Sebut Indonesia di Ambang Bencana Covid-19

 

Lokasi tes swab gratis

Relawan yang terdiri dari pengendara ojol dan Baskom (Bakti Sosial Lintas Komunitas) pun berinisiasi mengadakan tes Covid-19 massal.

Mereka mendapatkan bantuan dari donatur per orangan yang tidak ingin disebutkan namanya. Donatur tersebut kemudian mengirimkan alat tes dan alat-alat lain yang dibutuhkan.

Tes swab gratis akan dimulai Jumat (2/7/2021), di basecamp GojekOnTwitt, Jl. H. R. Rasuna Said, Jakarta Pusat. Untuk pelaksanaan tes swab gratis tahap pertama, baru tersedia 100 kit alat tes swab antigen.

"Mulai lusa, dan dilakukan sampai alatnya habis. Sampai saat ini sudah 60 driver yang mendaftar," kata Ismail.

Baca juga: BMKG Jelaskan Kondisi Cuaca saat KMP Yunicee Tenggelam

Tetap terapkan protokol

Tawaran tes swab Covid-19 gratis ini juga dibantu oleh donatur dan relawan. Pelaksanaannya tetap menjalankan protokol kesehatan agar tidak terjadi penularan Covid-19 selama testing.

"Teman-teman relawan yang melakukan tes juga akan menggunakan APD lengkap, pihak donatur menyiapkan hazmat, masker N95 dan seluruh perlengkapan lainnya dan desinfektan," terang Ismail.

Ia berharap, pemerintah bisa menyediakan akses vaksin dan testing Covid-19.

"Syukur-syukur bisa membantu masyarakat yang bergejala dengan testing gratis, apapun hasilnya," imbuh dia.

Kasus Covid-19 d Indonesia masih terus mengalami tren kenaikkan dalam beberapa hari ini.

Update terbaru, ada 21.807 kasus harian dan 467 korban meninggal pada Rabu (30/6/2021). Total, ada 2.178.272 kasus Covid-19 yang telah dilaporkan, 58.491 orang meninggal dan 1.880.413 orang sembuh.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Virus Corona Varian Delta Plus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com