Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Jelaskan Kondisi Cuaca saat KMP Yunicee Tenggelam

Kompas.com - 30/06/2021, 19:15 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan laut terjadi di perairan Selat Bali, tepatnya di dekat Pelabuhan Gilimanuk, Selasa (29/6/2021).

Kecelakaan terjadi pada pukul 19.12 Wita pada kapal penumpang KMP Yunicee yang berlayar dari Banyuwangi, Jawa Timur.

Dikutip dari Kompas.com (29/6/2021), Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Gede Darmada, menjelaskan kapal terseret arus hingga akhirnya miring dan tenggelam.

Lantas, seperti apa kondisi cuaca di perairan Pelabuhan Gilimanuk saat terjadi peristiwa kecelakaan tersebut?

Baca juga: Detik-detik Kapal Penumpang KMP Yunicee Terseret Arus dan Tenggelam di Gilimanuk

Penjelasan BMKG

Kepala Pusat Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Eko Prasetyo menjelaskan kondisi di lokasi saat kejadian tidak ada yang ekstrem, termasuk dengan arus laut di sana.

"Jadi untuk kejadian laka laut tadi malam, kondisi cuacanya untuk angin kecepatannya 438 knot, kategori rendah dari arah Selatan hingga Barat Laut, tinggi gelombang juga dalam kategori rendah yaitu 0.25-0.75 meter," papar Eko saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/6/2021).

"Kemudian cuaca dalam kondisi cerah berawan, untuk kecepatan arus 140-220cm/detik, untuk selat di Bali itu sudah biasa segini," lanjut dia.

Soal kuat lemahnya arus di perairan, Eko menjelaskan semua itu tergantung pada batrimetri atau kedalaman juga topografi dasar perairan.

"Arus laut itu juga dipengaruhi oleh batimetri laut, jadi bisa jadi tidak sama antara pinggir, tengah, maupun ujung selat. Juga tidak bisa disimpulkan kalau pinggir kencang, tengah enggak, tidak bisa," sebut dia.

Meski secara umum cuaca dilaporkan tidak ada yang perlu diwaspadai, namun Eko tidak dapat menyimpulkan ada atau tidaknya andil cuaca sebagai penyebab kecelakaan.

"Seharusnya (aman untuk pelayaran), tapi bukan kesimpulan ya, ini kan cuma data," ungkap dia.

"Jadi untuk penyebab kecelakaannya biar menjadi ranah KNKT ya," pungkas dia.

Baca juga: Isak Tangis Iringi Pemakaman Kakak Adik Korban Tenggelamnya KMP Yunicee

Dari kejadian tersebut, 7 penumpang diketahui tewas, 39 orang selamat, dan 11 lainnya dinyatakan masih hilang.

Pencarian pun terus dilakukan hingga Rabu (30/9/2021), sementara untuk penumpang selamat yang mengalami luka langaung dilarikan ke sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan.

Data itu merupakan data terbaru yang disampaikan Basarnas Bali, dikutip dari Kompas Id (30/6/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com