Untuk itu, ia berharap agar penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro dilakukan secara serius.
"Kalau tidak bisa lockdown ya penerapan PPKM diseriuskan, implementasinya bener-bener dilakukan, tanpa modifikasi lagi setiap sektor," kata dia.
"Misalnya WFH, semua terapkan dan bener-bener yang 25 persen bekerja di kantor ini adalah tidak punya risiko, baik komorbid maupun usia yang membuatnya rentan. Karena kalau 25 persen dan semuanya berisiko ya salah besar," sambungnya.
Sayangnya, sejauh ini Dicky belum melihat monitoring PPKM yang maksimal, seperti pemantauan terkait WFH.
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?
Selain itu, upaya 3T (testing, tracing, treatment) sejauh ini juga belum ada peningkatan secara signifikan.
"Kalau kasus 10.000, harusnya testing-nya jadi 200.000, karena ada yang dilancak. Ini harus dilakukan dalam situasi varian Delta menyebar sekarang. Kalau tidak, kita akan menemukan banyak korban pesakitan dan kematian," tutur dia.
"Terakhir adalah vaksinasi, walaupun jadi primadona pemerintah, tapi belum memadahi dan ideal, jauh di bawah 50 persen yang diharapkan," tutupnya.
Baca juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 terhadap Varian Alpha hingga Delta