Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Varian Baru, Masih Relevankah Swab Test Antigen dan PCR Digunakan?

Kompas.com - 25/06/2021, 13:04 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Varian virus corona Delta disebut-sebut memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dibandingkan dengan berbagai varian yang lain.

Varian ini diketahui juga mulai menyebar di Indonesia.

Varian virus corona Delta pertama kali ditemukan di India dan kini telah terkonfirmasi ada di 74 negara dunia termasuk Indonesia.

Baca juga: Tembus 2 Juta Kasus, Berikut Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi di Indonesia

Informasi awal yang menyebar, varian Delta sempat disebut tak terdeteksi oleh PCR.

Lantas, masih relevankah Swab test antigen maupun PCR untuk digunakan ketika varian Delta mulai menyebar?

Ahli patologi klinis UNS Tonang Dwi Ardyanto menegaskan bahwa test PCR maupun swab test antigen masih relevan untuk digunakan termasuk untuk mendeteksi varian delta.

“Saya tegaskan, dengan adanya variaan ini sampai dengan hari ini, masih dapat dideteksi dengan PCR,” ujar Tonang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/6/2021).

Pihaknya juga menambahkan, saat ini Kementerian Kesehatan di India juga telah menyampaikan bahwa varian delta masih bisa dideteksi dengan PCR.

Baca juga: Benarkah Swab Test Bisa Merusak Otak? Simak Penjelasan Dokter

Mendeteksi virus 

Pihaknya menerangkan saat melakukan PCR, maka yang dilakukan adalah mendeteksi berbagai target bagian virus.

Ibaratnya seperti memeriksa burung, maka yang diperiksa tidak hanya paruhnya, namun juga kepala, sayap ekor, dan sebagainya.

Adapun dalam pendeteksian virus SAR-CoV-2, maka yang digunakan adalah memeriksa dua bagian target.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Saat terjadi mutasi, maka umumnya bagian yang bermutasi adalah target S.

Namun meski demikian, alat masih tetap relevan karena masih ada bagian lain seperti M, N, E, RDRT dan beberapa lainnya yang masih bisa diperiksa sehingga virus yang bermutasi masih bisa terdeteksi.

“Nah itulah kenapa kita memeriksa memilih menghindari S dan memilih minimal 2 bagian. Dengan cara inilah kita tetap bisa menggunakan PCR untuk mendeteksi adanya varian virus ini,” katanya lagi.

Baca juga: Terbaru, Daftar 29 Daerah Berstatus Zona Merah Covid-19 di Indonesia


Bagaimana dengan test antigen?

Terkait hal itu Tonang juga menjelaskan Swab antigen juga tetap masih relevan.

“Pemeriksaan mengggunakan PCR atau antigen masih dapat mendeteksi virus yang bermutasi sampai hari ini,” katanya lagi.

Pasalnya pada test antigen biasanya yang paling banyak bekerja untuk mendeteksi target M, sehingga masih bisa digunakan untuk mendeteksi karena bagian yang paling banyak bermutasi adalah S.

“Dengan pemeriksaan yang benar menggunakan standar yang benar maka tes PCR dan antigen kita masih mampu mendeteksi virus yang bermutasi,” ungkapnya.

Baca juga: Gejala Virus Corona Varian Delta yang Mendominasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia...

Senada dengan Tonang, epidemilog dari Griffith University Australia Dicky Budiman juga menegaskan penggunaan Swab test antigen maupun PCR test masih relevan.

Pihaknya juga mengatakan, dua-duanya semakin penting untuk kondisi saat ini. Terlebih, saat ini pemerintah telah menerapkan PPKM Mikro.

“Karena apa, karena kita jadi bisa lebih banyak menemukan kasus infeksi. Itu yang penting,” katanya saat dihubungi terpisah.

“Ini salah satu yang harus diperkuat (swab test antigen dan PCR) agar menemukan kasus terinfeksi sebanyak mungkin, sehingga kita bisa menerapkan mereka dalam karantina yang efektif,” imbuhnya.

Baca juga: Ragam Gejala Covid-19, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Efektivitas Vaksin Covid-19 Tangkal Varian Alpha hingga Delta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com