Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yerry Niko Borang
Aktivis Keamanan Digital

Pemerhati keamanan digital yang tinggal di Yogyakarta. Selama beberapa tahun terakhir bersama organisasi EngageMedia.org ia aktif menyebarluaskan kesadaran dan sejumlah panduan utama soal keamanan digital. Bersama berbagai organisasi dan jaringan juga turut membangun kelompok respons cepat bagi kasus-kasus peretasan dan penerobosan keamanan digital.

Apa Dampak Penyerahan Data Whatsapp ke Facebook?

Kompas.com - 15/06/2021, 16:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Salah satu investasi terbaru Facebook adalah fitur pengenalan wajah dan kemampuan pemrosesan gambar.

Facebook dapat melacak penggunanya di internet dan profil Facebook lainnya dengan data gambar yang disediakan melalui berbagi pengguna.

Hal ini dilanjutkan dengan langkah Facebook menyarankan siapa yang harus diberi tag di foto pengguna melalui pemrosesan gambar dan pengenalan wajah.

Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan menunjukkan bahwa memprediksi data secara akurat tentang berbagai atribut pribadi yang sangat sensitif dapat dilakukan hanya dengan menganalisis like para pengguna Facebook.

Peneliti di Cambridge University dan Microsoft Research menemukan bagaimana pola like Facebook dapat secara akurat memprediksi orientasi seksual Anda, kepuasan hidup, kecerdasan, stabilitas emosional, agama, penggunaan alkohol dan penggunaan narkoba, status hubungan, usia, jenis kelamin, ras, dan pandangan politik—di antara banyak hal lainnya.

Hal lain yang penting untuk disoroti adalah kemungkinan bocornya data yang telah dikumpulkan Facebook ini ke pihak lain baik secara sengaja maupun melalui jalan pencurian pihak ketiga.

Di Eropa, langkah sharing data ke Facebook ini dinilai melanggar aturan perlindungan data Eropa dan dianggap bertendensi mengurangi kebebasan dan hak privasi penggunanya.

Skandal Cambridge Analytica dan kebocoran data yang berdampak ke lebih dari 500 juta pengguna Facebook juga menjadi alasan bersejarah untuk mewaspadai pembagian data Whatsapp ke Facebook.

Cambridge Analytica menggunakan data ini kemudian dipakai untuk keperluan pemenangan kepentingan politik seperti mempengaruhi pemilih Amerika Serikat dalam pemilu 2016 dan diduga dipakai juga di Inggris dalam penentuan jajak pendapat keluar dari Uni Eropa - Brexit.

Facebook sendiri telah membuat banyak langkah perubahan setelah kasus Cambridge Analytica.

Demikian juga kemungkinan penggunaan data pribadi pengguna untuk kepentingan-kepentingan politik dengan skala yang lebih akurat dan masif dari apa yang sebelumnya pernah terjadi.

Kita tahu media sosial telah menciptakan banyak huru hara politik yang memilukan dari pembersihan etnis Rohingya di Myanmar hingga kemenangan Trump dan kelompok sayap kanan di Amerika Serikat.

Hak privasi kerap disepelekan

Hal yang belum jelas di sini adalah apa timbal balik keuangan atau kompensasi pencurian data legal Whatsapp dan Facebook ini bagi pengguna atau warga negara Indonesia.

Lalu apa sajakah langkah pemerintah dan negara Indonesia menyikapi hal ini?

Keputusan Whatsapp juga membuat pihak berwenang di sejumlah negara secara resmi menolak, melarang, bahkan mengambil langkah hukum setelah munculnya langkah WhatsApp membagi data untuk pengguna di negaranya sebut saja Jerman, India, Turki dan sebagainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com